Pemerintahan

Menteri PU Tinjau Langsung Bendungan Sutami di Malang

×

Menteri PU Tinjau Langsung Bendungan Sutami di Malang

Sebarkan artikel ini
Menteri PU
Foto : Menteri PU, Dody Hanggodo tinjau bendungan Sutami di Malang. Kamis (21/11/2024).

Malang, BULETIN.CO.ID – Kedatangan Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo beserta Staf Ahli Bidang Implementasi Kebijakan Strategis Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beserta rombongan ke Malang bertujuan untuk melakukan serangkaian kunjungan kerja (kunker), di Jawa Timur pada Kamis (21/11/2024).

Selain mengunjungi Kantor Perum Jasa Tirta I (PJT I) di Jalan Surabaya Dalam, Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Menteri PU bersama rombongan juga menyempatkan diri berkunjung ke Bendungan Sutami Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang.

Menteri PU, Dody Hanggodo menyampaikan membangun bendungan tidak hanya untuk pengairan sawah, tetapi juga untuk pengendalian banjir dan lainnya.

“Fungsi bendungan sebenarnya tidak hanya ketahanan pangan, ada yang untuk keperluan listrik, dan yang paling utama air baku,” kata Dody.

Selain itu pihaknya mendukung program utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terkait ketahanan pangan dalam swasembada pangan yang akan terealisasi pada tahun 2028.

BACA JUGA :
Peduli Pangan Disabet Pemkab Malang, Berharap Stop Boros Pangan Bisa Diterapkan

“Saat ini saya mendapatkan kesempatan yang luar biasa dari Perum Jasa Tirta untuk melihat langsung kecanggihan operasional mereka mengendalikan waduk kita semua mulai dari Sumatera, Jawa Tengah dan Jawa Timur,” ucapnya.

Menteri Pekerjaan Umum menilai bahwa untuk saat ini kondisi waduk atau bendungan banyak mengalami sedimentasi maupun pendangkalan, semua itu dimulai dari hulu atau hutan sudah rusak, bahkan kerusakan hutan, akibat berubah fungsi sehingga resapan berkurang.

“Saat hujan besar diatas hulu yang akan turun adalah pasirnya, dan yang kedua masyarakat kita juga belum terlalu disiplin soal sampah,” jelasnya.

Menurutnya dengan hal tersebut maka berdampak pada pendangkalan bendungan yang sangat menghawatirkan, artinya perlu berdiskusi dengan semua pihak.

“Kita berdiskusi terus dengan semua pihak, termasuk dengan teman-teman kita di luar, dan harapan kita harus terus berinovasi dan ada teknologi baru atau bagaimana kalau tidak bisa menyembuhkan ya minimal mengurangi dampak sedimentasi ini,” ungkapnya.

BACA JUGA :
Sosialisasikan Gempa Megathrust, Pondok Pesantren Al.Rifai Undang Stasiun Geofisika Malang 

Dijelaskannya, untuk saat ini masih ada kesulitan tetapi dirinya berupaya terus bersama Perum Jasa Tirta juga Sumber Daya Air di Jakarta untuk berkolaborasi menangani permasalahan yang ada.

“Tujuannya agar bendungan-bendungan kita yang terbangun sejak tahun 1970’an bisa secara efektif dan efisien tidak hanya mengairi sawah-sawah disekitarnya tetapi juga mengendalikan banjir dan menyediakan air baku bagi masyarakat sekitar,” imbuhnya.

Dalam tinjauannya tersebut, Menteri Pekerjaan Umum memastikan bahwa bendungan Karangkates masih sangat layak, hal ini sudah dikaji ulang oleh Komisi Keamanan Bendungan.

“Kita juga sudah memanggil konsultan bendungan dari Taiwan, sudah ada rekomendasinya sedang dikaji ulang Tim dari Dirjen Sumber Daya Air yaitu Komisi Keamanan Bendungan,” urai Dody.

Selain itu, nantinya bendungan Karangkates juga akan dianggarkan dan akan dikerjakan pada tahun depan. Melihat situasi bendungan Karangkates saat ini memungkinkan untuk segera ada perbaikan.

BACA JUGA :
Dukung Program Ketahan Pangan Nasional, Polres Malang Awasi Pendistribusian Pupuk Subsidi

“Kementerian Pekerjaan Umum cuma menyiapkan airnya saja, untuk mengatur tidak kelebihan air atau kekurangan air, kemarau tidak kurang air demikian juga pada musim hujan tidak ada banjir,” tukasnya.

Perlu diketahui bahwa Bendungan Sutami melintang di samping waduk karangkates, bendungan ini sebagai Dam pembatas waduk dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Air dari bendungan ini berasal dari sungai Brantas dan telah dibangun oleh pemerintah sejak tahun 1975-1977 dan digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air sekitar US$37,97 juta atau Rp10.093 miliar untuk dijadikan sebagai PLTA.

Pembangkit Listrik Tenaga Air telah menjadi tujuan utama dibangunnya bendungan ini, tetapi selain dibuat untuk PLTA, tempat ini juga dijadikan sebagai tempat pariwisata dan untuk mengairi sawah penduduk.

**) IIkuti berita terbaru BULETIN.CO.ID di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.