Scroll untuk baca artikel
Sejarah

Makam Raden Bagus Srimpet Pemimpin Bijaksana Yang Sakti Mandraguna, Berada di Area Masjid Jami’ Lasem Rembang

×

Makam Raden Bagus Srimpet Pemimpin Bijaksana Yang Sakti Mandraguna, Berada di Area Masjid Jami’ Lasem Rembang

Sebarkan artikel ini
Raden Bagus Srimpet Pemimpin Bijaksana Yang Sakti Mandraguna di Area Masjid Jami' Lasem Rembang, Selasa 10/6/2025, (Foto: Read One/Buletin.co.id)

Rembang, BULETIN.CO.ID- Wartawan Lensa Nusantara berkesempatan berziarah ke makam Mbah Srimpet atau Raden Bagus Srimpet yang merupakan Adipati Lasem dengan gelar Tejakusuma I.

Mbah Srimpet selain dikenal sebagai Adipati yang sakti mandraguna, ia juga dikenal sebagi sosok pemimpin yang bijaksana.

Menurut informasi yang diperoleh Buletin.co.id, Selasa (9/6/2025), nama Raden Bagus Srimpet sendiri merupakan panggilan akrab dari sang ibu. Konon, saat masih kecil, Mbah Srimpet sering mengikuti orang tuanya kemanapun pergi. Lantaran dirinya sering berjalan di depan, sehingga dianggap nyrimpeti atau menghalangi.

Mbah Srimpet juga dikenal dengan nama Ki Ageng Punggur. Disebut Ki Ageng Punggur, karena Mbah Srimpet sering bertapa di perbukitan Punggur untuk olah spiritual.

BACA JUGA :
Bupati Harno : Desain Pembangunan Pasar Kota Rembang Dibikin Bertingkat, Ada Basement

Menurut silsilah, Mbah Srimpet adalah anak dari Pangeran Santiwira. Jika ditarik garis keturunan ke atas sampai pada Santipuspa yang merupakan Kakak Sunan Kalijaga.

Mbah Srimpet dikenal sebagai sosok yang bijak dan cerdas. Ia adalah menantu Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya atau yang lebih dikenal dengan nama Joko Tingkir.

Mbah Srimpet diangkat menjadi Adipati Lasem bergelar Adipati Tejakusuma I pada tahun 1585 Masehi. Kala itu, Lasem berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajang.

Pusat pemerintahan Mbah Srimpet berada di sekitar Alun-Alun Lasem. Berbeda dengan para pemimpin pendahulunya yang menjadikan pusat pemerintahan di daerah Bonang-Binangun, Puri Kriyan Desa Sumbergirang maupun Desa Soditan.

Sekitar tahun 1588 Masehi, Mbah Srimpet dibantu Mbah Sambu mendirikan Masjid Jami’ Lasem.

BACA JUGA :
Situs Makam Pangeran Santiyoga di Desa Punjulharjo Rembang

Dalam pembangunannya Mbah Srimpet menerapkan konsep Mataraman saat menjabat sebagai Adipati Lasem. Salah satu contohnya adalah konsep perpaduan pusat kota antara masjid, keraton, dan alun-alun dalam satu kawasan.

Mbah Srimpet hidup pada masa kasultanan Pajang. Semasa memimpin, Mbah Srimpet banyak dibantu para tenaga ahli dalam menjalankan konsep tata kota praja, kombinasi keraton, masjid dan alun-alun.

Bukti-bukti tersebut memperkuat betapa majunya agama Islam pada masa pemerintahan Mbah Srimpet.

Salah satu pemilik kedai Aba Bil yang terletak di area makam Mbah Srimpet, Bela (59), mengatakan sejarah awal Islam di Lasem sendiri hadir ketika kepemimpinan Wirabraja dan berlanjut hingga kepemimpinan Wiranegara (Mbah Brayut).

BACA JUGA :
Stadion Krida Yang Memprihatinkan Menjadi Sorotan Bupati Rembang

Saat kepemimpinan Wiranegara, agama Islam ditetapkan sebagai agama resmi keraton. Artinya Mbah Srimpet atau Adipati Tejakusuma I tinggal meneruskan penyebaran agama Islam di Lasem, Rembang dan sekitarnya.

“Makam Mbah Srimpet yang berada di belakang Masjid Jami’( Masjid Agung) Lasem, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, hingga saat ini ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah. Mereka datang dengan berbagai tujuan,” terangnya

Bahkan, banyak dari mereka yang secara khusus ziarah ke makam Mbah Srimpet untuk bertawasul agar mendapat limpahan berkah agar amanah dalam menjalankan sebuah jabatan. (Read One)

**) IIkuti berita terbaru BULETIN.CO.ID di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.