Mojowarno, BULETIN.CO.ID– Masalah kesehatan lambung masih menjadi salah satu gangguan medis yang paling sering dikeluhkan masyarakat Indonesia. Hal ini disampaikan oleh dr. Christian Dion Saelan, MARS., Sp.PD, FINASIM dalam acara pertemuan rutin Klub Diabetes Melitus yang digelar oleh RS Kristen Mojowarno pada Sabtu, 2 Agustus 2025.
Bertempat di Gedung Pertemuan dr. Soejadmoko, kegiatan ini dihadiri lebih dari 50 peserta dari berbagai kalangan. Dalam paparannya, dr. Dion menyoroti tingginya angka kasus gangguan lambung di beberapa kota besar berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2016. “Prevalensi gangguan lambung cukup signifikan, yakni 31,2% di Surabaya, 46% di Denpasar, dan bahkan mencapai 50% di Jakarta,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa gangguan lambung bukan hanya disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur, namun juga dipicu oleh gaya hidup modern yang kurang sehat. “Konsumsi makanan pedas, asam, berminyak, kebiasaan minum kopi, soda, alkohol, merokok, stres berlebih, serta penggunaan obat-obatan tertentu merupakan faktor-faktor utama yang memperburuk kondisi lambung,” jelasnya.
Empat Jenis Gangguan Lambung Umum
Dalam sesi edukasi tersebut, dr. Dion memaparkan empat jenis gangguan lambung yang paling umum ditemui:
- Maag (Gastritis)
Merupakan peradangan pada lapisan mukosa lambung. Penyebabnya antara lain infeksi Helicobacter pylori, konsumsi alkohol, stres, serta penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid. Gejala yang muncul antara lain nyeri ulu hati, mual, muntah, perut kembung, dan rasa penuh di perut bagian atas. - GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
Terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan karena lemahnya katup bawah esofagus. Kondisi ini sering dikaitkan dengan obesitas, kehamilan, serta konsumsi makanan pemicu. Gejalanya berupa sensasi terbakar di dada, nyeri, sesak napas, suara serak, hingga batuk kronis. - Ulkus Lambung
Adalah luka pada dinding dalam lambung yang menyebabkan nyeri hebat di ulu hati. Gejala lain termasuk muntah darah dan buang air besar dengan feses berwarna hitam pekat. - Dispepsia Fungsional
Gangguan lambung yang tidak disebabkan oleh kelainan struktur organ, namun menimbulkan rasa tidak nyaman di perut, mual, dan nyeri ulu hati.
Diagnosis dan Penanganan
“Untuk memastikan jenis gangguan lambung yang diderita pasien, diperlukan pemeriksaan penunjang seperti tes darah, USG perut, dan endoskopi lambung,” ujar dr. Dion. Ia menambahkan bahwa pengobatan biasanya melibatkan penggunaan berbagai jenis obat sesuai kebutuhan, antara lain antasida, sukralfat, domperidone, antidepresan ringan, dan enzim pencernaan.
Namun, menurutnya, pengobatan medis saja tidak cukup tanpa dibarengi perubahan gaya hidup. “Pasien harus disiplin menjaga pola makan, menghindari stres, tidur cukup, serta rutin berolahraga. Bagi yang beriman, berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan juga terbukti membantu dalam proses penyembuhan,” pesannya.
Peserta Antusias, Harap Kegiatan Serupa Diadakan Rutin
Acara edukatif ini disambut dengan antusias oleh para peserta. Sesi tanya jawab berlangsung aktif, dengan berbagai pertanyaan seputar penanganan gangguan lambung dan pola hidup sehat.
“Saya baru tahu kalau kebiasaan minum kopi setiap pagi ternyata bisa memicu asam lambung saya,” ujar salah satu peserta. Ia mengaku mendapatkan banyak wawasan baru dari pertemuan ini.
Pihak RS Kristen Mojowarno berharap kegiatan seperti ini dapat memberikan edukasi langsung kepada masyarakat untuk lebih sadar menjaga kesehatan, khususnya di tengah pola hidup yang serba cepat dan kadang kurang memperhatikan asupan makanan.
“Acara ini sangat bermanfaat. Kami berharap pertemuan seperti ini bisa rutin dilakukan untuk menambah wawasan kami tentang kesehatan,” tutur peserta lainnya.
Dengan edukasi yang tepat dan peningkatan kesadaran masyarakat, diharapkan angka kasus gangguan lambung di Indonesia dapat ditekan dan kualitas hidup masyarakat pun meningkat.