Bondowoso, BULETIN.CO.ID – Pemerintah Desa Penambangan bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Jember (UNEJ), membangun pondasi awal untuk mewujudkan visi misi dengan Focus Group Discussion (FGD), Sabtu (24/09).
Dihadiri dari berbagai unsur sosial masyarakat mulai dari perangkat desa, kasun, PKK, Pendamping Lokal Desa (PLD), pegiat kesenian tradisional, Aliansi Pemuda Desa (APD) Penambangan dan beberapa komponen yang lain.
Melalui program pengabdian berbasis pengembangan desa binaan tahun 2022, Universitas Jember kembali memilih Penambangan untuk dijadikan desa binaan dengan berbagai indikator.
Perlu diketahui, bulan Juni lalu Desa Penambangan dianugerahi penghargaan kategori Kepala Desa Berprestasi yang menempati posisi runner-up mewakili Kabupaten Bondowoso. Penganugerahan itu di sematkan pada malam puncak “Semarak Bulan Pancasila” yang diselenggarakan oleh Universitas Jember.
“Kami kembali memilih Desa Penambangan karena berbagai alasan, kami menilai di desa ini kemauan untuk maju dengan mengembangkan SDM sangat tinggi, jadi eman kalau seandainya tidak ada pengawalan dan pembinaan,” jelas Hermanto, salah satu tim Kelompok Riset (Keris).
Kades Penambangan Martha Suprihastini terlebih dahulu memaparkan dan maping potensi yang dimiliki Desa untuk memulai FGD. Hal itu untuk menyamakan frekuensi berfikir dan berpijak, hendak dan akan kemana proyeksi kedepannya sehingga dapat dipetakan dan diketahui secara gamblang.
Disaat awal menjabat, kades 2 periode tersebut memang fokus untuk membangun kualitas SDM warganya, dan ini jarang dilakukan oleh banyak orang. Di samping itu, pembangunan infrastruktur tetap berjalan sebagaimana mestinya.
“Tentu pemerintah desa tidak dapat berjalan sendiri, kami butuh sumbangsih ide dan gagasan dari berbagai unsur, utamanya pemuda. Kira-kira apa yang perlu dilakukan oleh desa untuk menemukan solusi dari masalah yang akan kita hadapi” ungkapnya.
Melibatkan masyarakat utamanya pemuda dalam proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa merupakan keputusan yang tepat. Setidaknya mematangkan konsep pada draft RKPDesa sebelum diusul dan diputuskan melalui Musyawarah Desa (Musdes), dapat mengurangi beban saat merealisasikan suatu program, hanya tinggal eksekusi saja.
“Mematangkan draf RKPDes sebelum putusan, akan mempermudah kita untuk menjalankan program. Jika sumbangsih ide dan gagasan dari yang hadir ini dapat dilaksanakan secara maksimal, kami yakin Desa Penambangan optimis menuju Desa inklusi yang ramah anak, perempuan dan budaya,” Tuntas Kades Martha.(Din)