Pamekasan, BULETIN.CO.ID –Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam beriktikad kuat memberikan kontribusi besar untuk kemajuan daerahnya. Kontribusi itu berupa kebijakan dan program yang mendorong kemajuan tersebut.
Menurutnya, banyak dinamika dan tantangan selama memimpin Pamekasan lantaran kebijakannya yang out off the box. Tetapi kebijakan itu harus dilakukan demi mewujudkan Pamekasan hebat, rajja, bajra tor parjugha sebagaimana cita-cita besar selama kepemimpinannya.
Dinamika yang dialami dirinya tidak hanya ancaman terhadap keberlangsungan pembangunan, melainkan mengarah kepada keselamatan pribadi. Tetapi, komitmen kuat mengabdikan diri kepada agama, bangsa, dan negara harus tetap tertanam kuat di dalam hati dengan berbagai resiko yang akan muncul akibat kebijakan tersebut. Salah satu ancaman yang datang kepada dirinya saat hendak memutasi Sekretaris Daerah, Totok Hartono, Selasa (15/11/2022).
“Kalaupun saya ditangkap KPK gara-gara mutasi ini saya ikhlas, bahkan bukan hanya itu, mati saya ikhlas untuk Indonesia, wong mbah saya mati demi Indonesia kok. Apalagi isu yang bermacam-macam ini, saya tidak takut sama sekali,” tegasnya saat memberikan pengarahan dalam acara mutasi jabatan tersebut.
Bupati yang akrab disapa Mas Tamam ini menegaskan, pihaknya berkomitmen tidak ada jual beli jabatan selama kepemimpinannya sebagai turunan dari reformasi birokrasi yang menjadi salah satu program prioritas. Karena jabatan bupati hanya sebagai alat pengabdian kepada agama, bangsa dan negara, bukan tujuan untuk meraih sesuatu.
“Yang ada di dalam hati saya, bagaimana saya menjadi bagian dari kontribusi besar untuk bangsa dan negara. Kenapa saya lakukan itu, karena terjun di gelanggang ini, saya harus jadi negarawan, bukan politisi. Apa bedanya negarawan dan politisi, kalau politisi berpikir bagaimana pemilu yang akan datang, tetapi negarawan berpikir generasi yang akan datang,” tandasnya.
Bupati dengan sederet prestasi ini melanjutkan, Pamekasan harus bergeser dari kabupaten biasa menjadi kabupaten yang luar biasa. Makanya, perlu melakukan program dan kebijakan yang out off the box demi generasi Pamekasan di masa yang akan datang.
“Oleh karena itu, ayo kita kolaborasi untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara. Karena mati itu kapan saja, bisa besok, atau lusa. Karena mati kapan saja, maka hati kita jangan isi jabatan, tetapi isi Allah,” ajak dia kepada pejabat dan aparatur sipil negara di lingkungan Pemkab Pamekasan.
Dia memungkasi, inovasi, kreasi, dan kolaborasi harus dilakukan oleh organisasi perangkat daerah dalam membangun Pamekasan menjadi kabupaten yang berdaya saing dengan kabupaten/kota maju di Indonesia.