Jember, BULETIN.CO.ID – Program Bunga Desaku ke-8 Bupati Ngantor di Desa Kecamatan Tempurejo Bupati Jember Muhammad Fawait melakukan kunjungan kerja ke UPTD Puskesmas Tempurejo, Minggu (14/12/2025).
Bupati Jember Gus Fawait mengatakan kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka evaluasi pelayanan kesehatan serta upaya menekan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan stunting di Kabupaten Jember.
“Ia mengakui masih tingginya AKI, AKB, dan stunting. Menurutnya, persoalan tersebut bukan kesalahan satu pihak, melainkan menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen, khususnya jajaran tenaga kesehatan,” ungkapnya.
Dengan telah diterapkannya Universal Health Coverage (UHC), seharusnya persoalan akses layanan kesehatan dapat teratasi.
“Namun jika angka kematian ibu dan bayi belum menunjukkan penurunan signifikan, maka perlu dilakukan evaluasi menyeluruh untuk mencari titik permasalahan,” jelasnya.
Gus Fawait meminta agar seluruh puskesmas memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Agar tidak ada penolakan pasien, serta mengingatkan pentingnya sikap ramah petugas, kualitas pelayanan, dan kebersihan fasilitas kesehatan. Kebersihan puskesmas, menurutnya, harus dilakukan secara rutin minimal tiga kali sehari.
”Selain itu, ia menilai bahwa meningkatnya kunjungan pasien BPJS Mandiri ke puskesmas merupakan indikator prestasi pelayanan, sementara kunjungan pasien BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) sudah menjadi hal yang wajar,” menurutnya.
Seiring penerapan UHC, pendapatan puskesmas mengalami peningkatan signifikan setelah penerapan UHC. Kapitasi yang sebelumnya sebesar Rp182 juta kini meningkat menjadi Rp257 juta.
Pihaknya mendorong puskesmas agar semakin mandiri dan mampu meningkatkan kualitas sarana serta prasarana, khususnya ruang perawatan pasien. Ruang pasien harus lebih baik dan nyaman. Ruang kepala atau manajemen tidak boleh lebih bagus dari ruang pasien,” tegasnya.
Lebih lanjut, Pemerintah Kabupaten Jember tahun 2026 telah menyiapkan program khusus penurunan AKI dan AKB dengan melibatkan sekitar 1.200 tenaga kesehatan.
“Program tersebut akan dilakukan dengan langkah-langkah intensif dan terukur, serta akan dievaluasi guna memastikan hasil yang maksimal,” pungkasnya.










