Ngawi, BULETIN.CO.ID – Pengukuhan (tingalan jumenengan) Gusti Purbaya menjadi Pakubuwono XIV sebagai raja baru Keraton Surakarta Hadiningrat telah digelar pada Sabtu, 15 November 2025. Acara kirab jumenengan tersebut mampu menyedot animo ribuan masyarakat Solo Raya dan sekitarnya. Cak Yudho Bakiak seorang seniman asal Kabupaten Ngawi sekaligus abdi dalem Keraton Surakarta Hadiningrat yang mengikuti acara jumenengan mengatakan, jika jumenengan ini telah sah dan sesuai secara history, spritual dan religius.
“Acara jumenengan dan kirab telah berjalan lancar dan sukses. Antusias masyarakat menyambut sang raja baru sangat luar biasa. Kalau menurut saya jumenengan ini sudah sah secara history, spiritual dan religius,” ujarnya pada Sabtu, 15 November 2025.
“Secara history beliau sah karena merupakan putra mahkota yang telah ditetapkan sebelumnya oleh sang ayahanda yaitu PB XIII. Jika secara spiritual beliau juga sah karena sudah berikrar di Sitihinggil (Watu Gilang) dan itu menjadi syarat sah untuk menjadi seorang raja yang bersumpah di Watu Gilang. Dan secara religius beliau Sinuhun Pakubuwono XIV adalah seorang yang beragama muslim. Jadi kalau menurut saya jumenengan ini sudah sah menurut adat dan negara,” tambahnya.
Lebih lanjut, Cak Yudho mengatakan dalam jumenengan ini juga di iringi oleh gamelan monggang yang merupakan ciri atau simbol yang mengiringi penobatan raja untuk berikrar. “Dari ndalem ageng Probo Suyoso, kemudian Sinuhun Pakubuwono XIV di kirab menuju Sitihinggil dengan di iringi gamelan monggang dan di iringi ribuan prajurit. Gamelan monggang ini adalah ciri atau simbol miyos dalem untuk Sinuhun Pakubuwono XIV untuk berikrar sebagai raja di Sitihinggil,” jelasnya.
“Semoga dengan dikukuhkannya Sinuhun Pakubuwono XIV menjadi raja Keraton Surakarta Hadiningrat dapat memajukan kesejahteraan dan kemakmuran di wilayah Keraton Surakarta Hadiningrat,” pungkasnya.
