Probolinggo, BULETIN.CO.ID – Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Probolinggo memberikan sosialisasi pengembangan potensi mata pencaharian alternatif bagi keluarga nelayan di aula UPT Budidaya Air Tawar/Payau Diskan Kabupaten Probolinggo, Senin (24/6/2024).
Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta terdiri dari 10 orang penyuluh dan staf Diskan Kabupaten Probolinggo serta 40 orang perwakilan nelayan atau istri nelayan dari Desa Randuputih Kecamatan Dringu, Desa Gending Kecamatan Gending, Desa Gejugan Kecamatan Pajarakan dan Kelurahan Patokan Kecamatan Kraksaan.
Selama kegiatan mereka mendapatkan materi pemberdayaan nelayan melalui sosialisasi matapencaharian alternatif bagi nelayan Kabupaten Probolinggo, potensi olahan mangrove sebagai mata pencaharian alternatif bagi nelayan dan sukses story olahan mangrove oleh Diskan Kabupaten Probolinggo, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur dan Tim Praktisi Olahan Mangrove Pokmaswas Duta Bersinar.
Jenis olahan mangrove yang dikenalkan kepada peserta diantaranya cendol/dawet mangrove, kacang koro mangrove dan teh mangrove/jeruju. Selain itu, peserta juga mendapatkan paket peralatan untuk mengolah mangrove seperti kompor, wajan/penggorengan, timbangan dan sealer untuk packing.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Diskan Kabupaten Probolinggo, Hari Pur Sulistiono menyampaikan kegiatan ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan tentang program perlindungan dan pemberdayaan nelayan melalui sosialisasi mata pencaharian alternatif bagi nelayan.
“Tujuannya untuk memberikan alternatif diversifiksi usaha bagi nelayan yang bisa dilakukan oleh istri maupun anggota keluarga yang lain sehingga nelayan mendapatkan pendapatan lain selain hasil menangkap ikan di laut,” ujarnya.
Ipung menjelaskan luas kawasan mangrove di Kabupaten Probolinggo mencapai 387,83 hektar. Terdiri dari Kecamatan Tongas 58,5 hektar, Kecamatan Sumberasih 93,45 hektar, Kecamatan Dringu 36,54 hektar, Kecamatan Gending 39 hektar, Kecamatan Pajarakan 37,98 hektar, Kecamatan Kraksaan 70,5 hektar dan Kecamatan Paiton 53,32 hektar.
“Kegiatan ini diharapkan memberikan wawasan dan alternatif mata pencaharian bagi nelayan dan keluarganya sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga nelayan,” harapnya.
Sementara Kepala Diskan Kabupaten Probolinggo Achmad Aruman mengatakan luas wilayah Kabupaten Probolinggo sekitar 169.616,65 hektar atau ± 1.696,16 Km² dengan panjang garis Pantai 76,7 km (termasuk Pulau Gili Ketapang sekitar 4,498 km). Kawasan pesisir secara administrasi terbagi dalam 7 kecamatan pantai meliputi Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan dan Paiton dengan jumlah desa pesisir sebanyak 36 desa.
“Keberadaan jalan nasional /jalur utama Jawa-Bali yang merupakan jalur lalu lintas utama pergerakan barang dan manusia menjadikan kawasan pesisir sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat, baik kegiatan perdagangan, industri, wisata, pertanian maupun pemukiman. Semua kegiatan tersebut memberikan tekanan/dampak secara ekologis terhadap kawasan pesisir,” katanya.
Menurut Aruman, kawasan pesisir merupakan pertemuan antara darat dan laut yang memiliki berbagai ekosistem yang khas seperti ekosistem terumbu karang, mangrove dan ekosistem lamun. Ekosistem pesisir memiliki produktivitas dan biodiversitas yang tinggi. Kerusakan pada ekosistem tersebut berdampak langsung pada penurunan produktivitas sumberdaya yang mengindikasikan terjadinya overfishing.
“Gejala yang mudah terlihat adalah ukuran ikan hasil tangkapan nelayan yang makin hari makin kecil ukurannya. Secara biologis keragaman ikan hasil tangkapan didominasi jenis ikan-ikan tertentu, nelayan membutuhkan upaya lebih dengan menangkap ikan pada fishingground/daerah pengkapan yang lebih jauh sehingga biaya operasioanal nelayan semakin tingggi sehingga secara sosial ekonomi pendapatan nelayan makin turun,” jelasnya.
Aruman menyampaikan terima kasih kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur yang telah memfasilitasi kegiatan sosialisasi mata pencaharian alternatif bagi nelayan Kabupaten Probolinggo.
“Sinergi kegiatan antara propinsi, pusat dan daerah sangat penting agar tujuan pemberdayaan nelayan secara khusus dan tujuan pembangunan Kabupaten Probolinggo dapat tercapai,” pungkasnya. (*)
Pewarta : Sudarsono.