Probolinggo, BULETIN.CO.ID – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo memberikan sosialisasi Program Kampung Iklim (Proklim) di Perumahan Bumi Bulu Indah (Perum BBI) Desa Bulu, Kecamatan Kraksaan, Kamis (21/11/2024).
Sebelumnya, pada Selasa (19/11/2024), kegiatan serupa juga telah dilaksanakan di Desa Gending, Kecamatan Gending. Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mendorong pembentukan kampung iklim yang dapat meningkatkan upaya adaptasi serta mitigasi perubahan iklim.
Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 30 orang peserta yang terdiri dari aparatur pemerintah desa, perwakilan TP. PKK, kelompok tani, kader posyandu, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) serta penggiat lingkungan.
Sosialisasi ini digelar sebagai bagian dari upaya DLH untuk memperkuat kelembagaan desa dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Hal ini sejalan dengan Surat Edaran Bupati Probolinggo Nomor 660/0644/426.111/2018 tentang Pembentukan Kampung Iklim di Kabupaten Probolinggo yang diterbitkan pada 26 Desember 2018.
Selain menghadirkan narasumber dari DLH Kabupaten Probolinggo, kegiatan ini juga melibatkan berbagai perusahaan yang memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) di wilayah Kabupaten Probolinggo. Yakni, PT. PLN Nusantara Power Paiton, PT. Jawa Power (PT YTL), PT. Paiton Energy (PT.POMI) dan PT. Sasa Inti Gending.
Di Desa Gending juga menghadirkan narasumber dari Pemerintah Kecamatan Gending dan di Perum BBI yang dihadiri oleh Pemerintah Kecamatan Kraksaan, Kepala Desa Bulu, Ketua RW 06 serta Ketua Komunitas Bank Sampah Semanggi.
Plt. Kepala DLH Kabupaten Probolinggo A’at Kardono menyampaikan bahwa Proklim merupakan program berskala nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam upaya adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca,” ujarnya.
Selain itu jelas A’at, program ini memberikan pengakuan terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan masyarakat dalam mitigasi perubahan iklim yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.
“Program Kampung Iklim ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Kami berharap melalui program ini, masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dan menjaga kelestarian lingkungan,” jelasnya.
Sosialisasi ini diawali dengan pemutaran film pendek yang menggambarkan akibat pemanasan global serta dampaknya bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Selanjutnya peserta mengikuti pemaparan mengenai pemanasan global, gas rumah kaca dan berbagai langkah dalam mitigasi serta adaptasi perubahan iklim yang disampaikan oleh JF Pengendalian Dampak Lingkungan Ahli Muda DLH Kabupaten Probolinggo Sugeng Hariyono.
Sugeng menjelaskan, pemanasan global dapat menyebabkan perubahan iklim yang mengakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, kekeringan, cuaca ekstrem dan naiknya permukaan air laut yang merusak infrastruktur serta mengancam kehidupan manusia. “Salah satu penyebab utama pemanasan global adalah meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang menyebabkan suhu bumi semakin meningkat,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sugeng juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam mengurangi dampak perubahan iklim dengan melakukan beberapa aksi mitigasi dan adaptasi, seperti tidak membakar sampah, mengganti penggunaan pupuk urea dengan pupuk organik, menghemat energi dengan memanfaatkan energi terbarukan serta menanam pohon untuk meningkatkan tutupan vegetasi .
Selain itu, DLH Kabupaten Probolinggo memberikan apresiasi kepada Komunitas Bank Sampah Semanggi yang berada di RT 04/RW 06 Perum Bumi Bulu Indah Kecamatan Kraksaan. Komunitas ini telah aktif dalam mengurangi sampah dan memanfaatkan hasil dari bank sampah untuk kegiatan komunitas yang bermanfaat.
“Bank Sampah Semanggi menjadi salah satu referensi dalam kegiatan verifikasi titik pantau Adipura oleh Tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ini merupakan contoh yang baik dalam pengelolaan sampah di skala perumahan,” tegasnya.
“Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat memperkuat komitmen masyarakat untuk terus beradaptasi dan berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim, sehingga Kabupaten Probolinggo dapat menjadi daerah yang lebih tangguh dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin nyata,” tutupnya. (*)