Blitar, BULETIN.CO.ID – Hari Jadi Blitar ke-701 tidak hanya diwarnai pesta budaya, tetapi juga doa dan dzikir. Hal itu tampak jelas di Aloon-Aloon Kanigoro, Minggu (3/8), ketika ribuan jamaah menghadiri Majlis Dzikir dan Maulidurrosul Nabi Muhammad SAW yang digelar Jama’ah Al Khidmah.
Sejak pagi, ribuan jamaah memadati lokasi. Suasana terasa sakral ketika lantunan doa dan shalawat menggema, seakan mengingatkan bahwa masyarakat Blitar menempatkan agama sebagai bagian penting dalam keseharian. Kehadiran spiritual ini menegaskan bahwa pembangunan daerah tidak boleh meninggalkan akar budaya religius yang diwariskan turun-temurun.
Turut hadir Suratun Nasikhah, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar. Ia menilai kegiatan ini sebagai penegas identitas Blitar sebagai daerah yang religius.
“Blitar memiliki sejarah panjang, dan kekuatan rohani adalah salah satu pilar yang membuat daerah ini kokoh. Majlis dzikir seperti ini menjadi sarana menjaga tradisi itu,” jelas Suratun.
Dzikir massal ini juga memberi makna sosial yang dalam. Ribuan jamaah dari berbagai latar belakang duduk bersama tanpa sekat, memperlihatkan persaudaraan yang melampaui perbedaan. Suasana kebersamaan itu menjadi energi positif yang dapat memperkuat ikatan sosial masyarakat Blitar.
Bagi banyak warga, kehadiran majlis dzikir dalam perayaan hari jadi menjadi pengingat bahwa pembangunan sejati tidak hanya terlihat dari bangunan megah atau infrastruktur baru, melainkan dari terjaganya harmoni sosial dan spiritualitas masyarakatnya.
Acara ini pun membuktikan bahwa hari jadi bukan sekadar seremonial tahunan. Ia hadir sebagai ruang kontemplasi, tempat masyarakat bersama-sama memohon berkah dan perlindungan untuk Blitar.
Suratun menegaskan majelis ini adalah tempat untuk berdoa bersama agar Kota Blitar semakin baik di masa depan.
“Tradisi religius seperti ini harus terus kita jaga. Inilah yang menjadikan Blitar kuat, tidak hanya secara lahir, tetapi juga secara batin,” pungkasnya.( Imam)













