Scroll untuk baca artikel
Opini

Guru Swasta Selalu Dituntut Serba Bisa, tapi Gajinya Sangat Bercanda

×

Guru Swasta Selalu Dituntut Serba Bisa, tapi Gajinya Sangat Bercanda

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi

Rembang, BULETIN.CO.ID – Belakangan ini mencari lowongan kerja sangat sulit. Sebuah kondisi yang membuat sebagian orang harus lebih kreatif menemukan pekerjaan sesuai keahlian dan minat. Salah satu solusi yang muncul adalah menjadi Guru, terutama Guru Swasta. Meski terlihat sebagai peluang emas, menjadi Guru Swasta bukan pilihan seindah yang terlihat, terutama ketika berbicara soal gaji.

Banyak yang menganggap Guru Swasta sebagai pilihan tepat. Orang menganggap profesi ini lebih fleksibel. Selain itu, menjadi Guru Swasta mampu memberikan penghasilan yang lebih baik dibandingkan Guru di sekolah negeri.

Namun, kenyataannya, menjadi Guru di lembaga Swasta juga memiliki sejumlah tantangan. Khususnya terkait masalah gaji, seringnya cuma menjadi bahan candaan. Bahkan, besaran gaji yang digadang-gadang sebesar UMR, hanyalah ilusi semata. Perlu diketahui tahu kalau gaji Guru Swasta bisa sangat rendah karena kurangnya dana alokasi untuk tenaga pendidik.

BACA JUGA :
276 PPPK Guru dan Teknis di Taliabu Terima SK Sekaligus Teken Perjanjian Kerja

Pengalaman teman menjadi Guru Swasta

Teman saya ada yang berprofesi sebagai seorang Guru Swasta. Salah satu tantangan yang di hadapi adalah harus serba bisa. Guru di lembaga swasta sering tidak hanya mengajar 1 mata pelajaran. Mereka harus bisa mengambil peran sebagai pembimbing, pengawas ekstrakurikuler, dan bahkan menjadi koordinator acara sekolah. Tantangan ini membuat seorang Guru harus memiliki kemampuan manajemen waktu dan multitasking yang tinggi.

BACA JUGA :
276 PPPK Guru dan Teknis di Taliabu Terima SK Sekaligus Teken Perjanjian Kerja

Namun, ironisnya, gajinya tidak sebanding dengan tuntutan yang muncul. Meskipun dianggap lebih “kaya” daripada Guru di sekolah negeri, realitasnya cukup menyedihkan. Sebagian besar lembaga pendidikan swasta lebih memprioritaskan pengalokasian biaya pada sarana prasarana. Misalnya seperti fasilitas gedung, perpustakaan, dan laboratorium, daripada memberikan gaji yang layak kepada Guru.

Kalau tidak ada anggaran mau apa?

Alasan Guru Swasta memiliki gaji rendah karena sekolah memiliki anggaran gaji dari pihak lembaga yang berdiri. Misalnya seperti pemerintah atau Swasta sebagai pemberi modal. Sehingga, uang SPP siswa yang lebih mahal daripada negeri digunakan untuk alokasi lain.

Gaji mereka juga sering menjadi bahan candaan di kalangan sesama pendidik. Padahal, mereka memiliki tanggung jawab yang sama besarnya seperti guru-guru di sekolah negeri. Beberapa dari mereka bahkan terpaksa memiliki pekerjaan sampingan atau mengajar di lembaga lain hanya demi memenuhi kebutuhan hidup.

BACA JUGA :
276 PPPK Guru dan Teknis di Taliabu Terima SK Sekaligus Teken Perjanjian Kerja

Perlu ada kesadaran lebih lanjut dari pihak lembaga Pendidikan Swasta dan pemerintah terkait pentingnya memberikan apresiasi yang lebih besar. Sebuah iklim pendidikan yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh sarana prasarana, tetapi juga oleh kualitas Guru yang berkualifikasi dan termotivasi. (Read One)

**) IIkuti berita terbaru BULETIN.CO.ID di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.