Ekonomi

Harga Gabah di Jember Anjlok, DPRD Angkat Suara

×

Harga Gabah di Jember Anjlok, DPRD Angkat Suara

Sebarkan artikel ini
Presiden Prabowo Subianto panen padi di Majalengka.

Jember, BULETIN.CO.ID – Niat baik Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk menyejahterakan petani dengan memerintahkan Bulog untuk membeli gabah seharga Rp. 6500 per kilogram tidak berjalan sesuai harapan.

Faktanya dilapangan harga gabah saat ini maksimal seharga Rp. 5.200 per kilogram.

Oleh karenanya di tengah ketidak pastian harga Peran Bulog Jember melemah, hingga tak bisa tanggulangi anjloknya harga gabah, terutama saat panen raya.

Pantauan anjlognya harga gabah di level petani, hingga mencapai Rp 4.500,-per kilogram, sedangkan ketentuan Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Atas kejadian tersebut Ketua Komisi B DPRD Jember Candra Ary Fianto mengapresiasi peran Bulog, yang sudah mentargetkan serapan gabah petani, hingga mencapai 59 ribu ton.

“Namun, kami minta Bulog memperketat pengawasan, karena ada indikasi kelompok tani tertentu yang memonopoli pasokan gabah,” kata Candra.

BACA JUGA :
Proyek Perbaikan Jalan Provinsi Puluhan Miliar di Jember Dikeluhkan Pengusaha Lokal

Selain itu, Candra juga meminta Bulog memperketat quality control, terhadap pasokan gabah.

“Ada juga pemasok, yang nakal, gabahnya kotor, banyak batang padi yang ikut,” ujarnya.

Menurut keterangan Politisi PDI Perjuangan itu, hal tersebut diketahuinya dari laporan petani di Kecamatan Kalisat dan Kecamatan Ledokombo yang mengkhawatirkan gabahnya tidak dapat terjual.

“Memang saat ini panen raya pertama dari 39.000 hektar luasan lahan yang ada dengan hasil sekitar 59.000 ton gabah mempengaruhi harga jual. Di Kalisat ada informasi harganya sampai Rp 4.000,-/kilogram, di Ledokombo Rp 5.000, perkilogram,” tegasnya.

Namun demikian menurut Candra sapaan akrab Politisi PDIP tersebut sampai pihak bulog membatasi serapan gabah petani.

Justru saat ini momentum Bulog menyelaraskan instruksi Presiden no 6 tahun 2025 tentang pengadaan dan pengelolaan gabah, untuk tujuan ketahanan pangan nasional swasembada pangan.

BACA JUGA :
Kunjungan Kerja bapak Vicadha Berlanjut ke Satuan Yonif Raider 509 dan Yonif Raider 515 Kostrad

“Kendala saat ini bagi Bulog adalah, banyak mitra perusahaan bulog yakni penggilingan gabah yang tidak bisa optimal memproduksi gabah. Sementara dryer yang dimiliki Bulog terbatas jumlah produksinya,”imbuhnya.

Ditambah lagi, kata Candra, petani terkendala keterbatasan kepemilikan lahan untuk mengejar pengeringan gabah secara swasembada. Akibatnya, anjloknya harga gabah ini disebabkan persoalan yang kompleks.

“Ya harus bagaimana lagi, lembaga Bulog satu-satunya yang ditunjuk negara untuk menjaga stabilitas harga gabah. Jadi apapun kondisinya harus tetap mengikuti instruksi Presiden RI,” tandasnya.

Jika mengacu dari pengalaman tahun ke tahun, peran Bulog tetap tidak sanggup menanggulangi pengendalian harga gabah di level petani.

Karenanya, Candra telah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jember, untuk memfungsikan Resi Gudang, yang ada di Desa Wirowongso Kecamatan Ajung.

BACA JUGA :
Kapolres Jember Gelar Buka Puasa Bersama NPCI dan Persaid

“Kami sudah berkoordinasi dengan Disperindag, menjajaki kemungkinan memfungsikan Resi Gudang milik Pemkab Jember,” ujar Candra.

Dengan Resi Gudang, ketika harga gabah anjlog, maka petani untuk sementara dapat menitipkan hasil panennya.

“Sehingga, nanti jika harga sudah stabil, petani dapat menjualnya kembali,tandasnya.

Dari pantauan media ini di lapangan anjloknya harga gabah di tingkat petani di tingkat pedagang dengan karna di sebabkan faktor cuaca.

Namun demikian beberapa waktu yang lalu Kepala Cabang Bulog Jember mengatakan bahwa Bulog masih membeli gabah seharga Rp.6500.

**) IIkuti berita terbaru BULETIN.CO.ID di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.