Jember, BULETIN.CO.ID – Meskipun sering memicu terjadinya kecelakaan, jalan Rambipuji-Puger, Jember terkesan dibiarkan oleh pemerintah provinsi Jawa Timur. Hal tersebut sampai saat ini tidak ada penanganan serius terhadap situasi dan kondisi di jalan tersebut.
Beberapa waktu lalu, masyarakat setempat melakukan aksi dengan cara memblokade jalan supaya tidak dilalui kendaraan bertonase besar, terutama truk tronton milik PT Imasco.
Tak cukup sampai disitu, masyarakat juga sempat menanami pohon pisang di tengah jalan yang rusak parah dan berlubang. Namun aksi tersebut nampaknya tetap tidak didengar oleh pemerintah setempat maupun provinsi.
Seharusnya untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan, petugas dari dinas terkait melakukan pengamanan dengan cara mengalihkan lalulintas terhadap truk bertonase besar ke jalan lain. Namun hal tersebut nihil.
Perwakilan UPT PJJ wilayah Jember bina marga provinsi Jawa timur, Bahtiar saat mediasi dengan warga Puger beberapa waktu lalu hanya mengatakan bahwa jalan tersebut akan diperbaiki.
“Akan diperbaiki secepatnya,” ujarnya saat menemui masyarakat yang meminta jalan agar supaya cepat diperbaiki.
Namun nampaknya perbaikan tersebut hanya dilakukan tambal sulam.
Beberapa waktu yang lalu media ini sempat menghubungi dua anggota DPRD Jatim dari Dapil Jember-Lumajang melalui sambungan telepon WhatsApp.
Sayangnya saat dikomfirmasi seputar jalan rusak tersebut kedua legislator yang saat ini duduk di DPRD Jawa Timur tersebut terkesan lempar tanggung jawab, dengan bermacam alasan mulai dari kewenangan dan hal lainnya.
“Saya di DPRD Provinsi Komisi E, tidak punya kapasitas untuk memberi keterangan,” jawab Ahmad Anis DPRD Jatim, Fraksi Partai Golkar melalui pesan WhatsApp.
Sementara menurut keterangan Bupati dan DPRD Jember beberala waktu yang lalu jalan Rambipuji-Puger adalah kewenangan provinsi Jawa timur untuk memperbaikinya.
Namun, hingga saat ini PU Bina Marga provinsi Jawa timur melalui UPT PJJ Jember hanya melakukan perbaikan jalan dengan cara tambal sulam.
Tak lama, begitu dilalui kendaraan bertonase puluhan ton dan kendaraan tambang tambal sulam tersebut rusak kembali.