Malangi, BULETIN.CO.ID – Wali Kota Malang, gerak cepat dalam menanggapi insiden orang hanyut yang ada di kawasan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang . Beliau berkunjung di rumah salah satu korban yang masih belum ditemukan. Kehadirannya disambut hangat oleh keluarga korban hanyut yang tengah dalam masa duka mendalam.
Dalam kunjungannya, Walikota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM., menyampaikan, berbelasungkawa secara langsung dan menegaskan komitmen Pemerintah Kota Malang untuk melakukan pencarian secara maksimal.
“Upaya terus kami lakukan. Kami berkoordinasi dengan Basarnas dan relawan untuk memperluas area pencarian korban hanyut secara maksimal,” tegas Wahyu, pada Selasa (17/6/2025).
Ia menambahkan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada pencarian, tetapi juga memberikan bantuan logistik serta dukungan psikologis kepada keluarga korban. Bahkan, tim pendamping dari Dinas Sosial akan diterjunkan untuk mendampingi keluarga selama masa sulit ini.
“Kami juga akan menurunkan tim dari Dinas Sosial untuk membantu keluarga dalam menghadapi situasi ini,” tambahnya.
Wahyu turut mengimbau kepada masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Brantas, untuk lebih waspada terhadap potensi bahaya, terutama disaat musim hujan.
“Kami mengingatkan agar masyarakat tidak beraktivitas terlalu dekat dengan tepian sungai. Debit air Sungai Brantas bisa meningkat secara tiba-tiba dan membahayakan keselamatan,” tegas Wahyu.
Di tempat yang sama, relawan Basarnas ketika di wawancara awak media menuturkan, pencarian dilakukan dari titik korban diduga tenggelam dan diperluas ke tiga titik lokasi pencarian di darat, guna meningkatkan efektivitas pencarian.
“Hingga saat ini, tim SAR gabungan masih terus melakukan penyisiran sejauh beberapa kilometer dari titik awal kejadian. Pencarian dilakukan baik melalui jalur sungai maupun darat, tutur Yoni Basarnas.
Selain penanganan darurat, Pemerintah Kota Malang juga sedang mengkaji langkah mitigasi jangka panjang. Di antaranya adalah pemasangan rambu peringatan bahaya di titik-titik rawan dan peningkatan edukasi masyarakat mengenai potensi bahaya sungai saat musim hujan.
Peristiwa naas ini terjadi pada tanggal 16 Juni yang lalu, saat korban bersama tiga temannya bermain di sekitar sungai. Diduga kuat korban terseret arus deras Sungai Brantas yang tiba-tiba meningkat.