Daerah

KRI Dewaruci Telah Berlabuh di Baubau Langsung Disambut Tari Galangi

×

KRI Dewaruci Telah Berlabuh di Baubau Langsung Disambut Tari Galangi

Sebarkan artikel ini

Baubau, BULETIN.CO.ID – Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci melalui perjalanan muhibah budaya jalur rempah akhirnya berlabuh di pelabuhan Murhum, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (8/6/2022).

Sesandarnya di pelabuhan murhum, Komandan KRI Dewaruci, Mayor Laut (Pelaut) Sugeng Hariyanto bersama Direktur PLTK Kemendigbudristek, Yudi Wahyudin dan laskar rempah turun dari kapal dan dilaksanakan upacara penyambutan oleh Danlantamal VI Laksamana Pertama TNI Dr. Benny Sukandari, SE berasama jajaran Pemprov Sultra dan Pemkot Baubau.

BACA JUGA :
Istri Mantan Wali Kota Baubau, As Tamrin Telah Meninggal Dunia

Sebagai sambutan selamat datang di daerah eks Kesultanan Buton rombongan KRI Dewaruci yang membawa 37 Laskar Rempah yang merupakan muda-mudi perwakilan 34 Provinsi di Indonesia disambut dengan tari galangi.

Tari galangi diciptakan oleh yarona Lambelu Kenggo. Tari galangi adalah tari perang yang dilaksanakan untuk mengawal Sultan Buton dalam menjalankan tugas.

Pada masa Kesultanan Buton, galangi merupakan pasukan elit kesultanan untuk mengamankan dan melindungi Sultan.

BACA JUGA :
Dinas Tenaga Kerja Baubau Gelar Sosialisasi Teknik Berunding

Kesultanan Buton mempunyai angkatan perang dengan sistem yang berlapis-lapis dimulai dari pertahanan paling terdepan adalah barata, matana sorumba kemudian prajurit penjaga benteng wolio dan galangi merupakan pertahanan terakhir dari keselamatan Sultan.

Galangi mempunyai personil yang terdiri dari latunani, Al farisi dan tamburu galangi pada masa kesultanan buton disamping pertempuran dengan menggunakan fisik tetapi juga menggunakan ilmu kebatinan.

BACA JUGA :
Gubernur Sultra Membuka Jambore PKK Tingkat Sultra di Kota Baubau

Ini dapat dilihat dari gerakan-gerakan yang menggambarkan nilai kesakralan.

Sekarang tali galangi sudah menjadi sebuah tari untuk memuliakan kebesaran kesultanan buton juga untuk menyambut tamu-tamu agung serta telah menjadi simbol kebesaran kesultanan buton yang sampai sekarang masih tetap utuh dan terjaga keasliannya. (Fariza)

**) IIkuti berita terbaru BULETIN.CO.ID di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.