Pasuruan, BULETIN.CO.ID – Gunung Abang merupakan bukit yang unik yang berada di Dusun Lemahbang Kidul, Desa Lemahbang, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan. Gunung ini dikatakan unik karena tanah dari gunung ini berwarna merah darah. Selain keunikannya itu Gunung Abang menyimpan sejumlah kisah mitos dan kepercayaan orang-orang sekitar.
Konon katanya gunung ini dulunya adalah raksasa yang kalah bertarung dan darahnya tumpah sehingga menjadikan tanah di sekitarnya berwarna merah darah, Dahulu kala, hiduplah sebuah rumah tangga, Raden Putri Ayu Suryawati dengan suaminya yang bernama Raden Suwongso. Kehidupan mereka awalnya tenteram dan tenang. Sampai pada suatu hari, muncul makhluk raksasa yang bernama Batak Buto. Ia adalah raksasa yang jahat. Batak Buto sering mengganggu kehidupan warga desa.
Melihat kecantikan Raden Putri Ayu Suryowati, Batak Buto tergoda dan ingin merebut Raden Putri Ayu Suryawati dari Raden Suwongso. Hal itu membuat Raden Suwongso tak tinggal diam. Ia berniat membunuh Batak Buto. Raden Suwongso mengajak rekan-rekannya untuk mengepung Batak Buto di desa Lemahbang. Pada awalnya, Raden Suwongso kalah karena perbedaan kekuatan yang sangat jauh. Namun hal itu tidak membuat Raden Suwongso menyerah begitu saja. Raden Suwongso ditelan hidup-hidup oleh Batak Buto. Namun karena kesaktian Raden Suwongso, ia tidak mati di dalam perut raksasa itu. Raden Suwongso menikam perut Batak Buto dari dalam, membuat isi perut Batak Buto berceceran bersama keluarnya Raden Suwongso.
Darah Batak Buto tumpah di desa lemahbang, membuat warna tanah di sana berwarna merah. Lalu bangkai tubuh Batak Buto terkapar. Seiring berjalannya waktu, tubuh raksasa itu berubah menjadi Gunung Abang, Dalam konsep Teori fungsi folklor dari William R. Bascom, cerita-cerita rakyat seperti legenda gunung abang berfungsi sebagai suatu bentuk hiburan masyarakat, sebagai pengantar pendidikan kepada anak-anak, dan sebagai alat pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya.
Sebagai warisan budaya, legenda gunung abang harus dijaga dan terus dilestarikan oleh masyarakat. Karena dengan legenda tersebut, masyarakat memiliki suatu identitas tersendiri mengenai asal-usul daerahnya. Folklor Legenda gunung abang memiliki fungsi hiburan di tengah komunikasi dalam masyarakat. Ketika orang-orang tua menceritakan legenda Gunung Abang kepada anak cucunya, mereka menjadi terhibur dan menikmati cerita Legenda tersebut. Penggambaran para tokoh yang menarik, adanya bukti-bukti benda yang masih bisa disaksikan hingga sekarang, dan cerita yang relevan dengan kondisi geografis desa, membuat pendengarnya menjadi lebih percaya akan adanya peristiwa yang diceritakan.
Selain berfungsi sebagai hiburan, folklor legenda Gunung Abang juga mengandung nilai pendidikan di dalamnya, sehingga dapat menjadi pengantar untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan dan moral kepada anak-anak serta masyarakat sekitar. Di dalam folklor legenda gunung abang, menyimpan nilai teladan agar selalu berbuat baik seperti tokoh Raden Suwongso. Raden Suwongso merupakan tokoh yang digambarkan selalu berada di jalan kebaikan. Ia selalu membela rakyat yang tidak bersalah. Hal ini secara tidak langsung memberikan pendidikan kepada orang yang mendengar cerita ini agar selalu berbuat baik.
Sedangkan Tokoh Batak Buto yang digambarkan sebagai raksasa yang menyeramkan, membuat orang yang mendengar cerita ini akan secara otomatis menjadikan Batak buto sebagai tokoh yang tidak patut ditiru. Dengan adanya cerita serta kepercayaan dari folklor ini, masyarakat menganggap Gunung Abang sebagai tempat yang keramat dan dijaga oleh makhluk gaib. Karena hal itu masyarakat sekitar tidak merusak Gunung Abang.
Melihat di sekitar Desa sibon dan desa Lemahbang banyak yang dijadikan tambang ilegal oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dengan adanya folklor ini masyarakat menjaga tempat tersebut dari pembuatan tambang ilegal. Folklor lisan seperti Legenda Gunung Abang ini juga sangat berpengaruh terhadap pelestarian alam. Melihat kondisi hutan-hutan yang mulai gundul, akibat pembukaan lahan untuk aktivitas industri serta pertambangan. Folklor lisan ini menanamkan sikap menghargai terhadap lingkungan dan hutan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Karena jika dilihat dari kondisi geografis desa sibon dan desa Lemabang, yang merupakan daerah dengan bebatuan yang besar berpotensi dijadikan lahan pertambangan batu. Folklor legenda Gunung Abang ini menjadi penyelamat hutan serta lingkungan di Gunung Abang. Warga sekitar menjaga tempat yang bersangkutan dengan legenda Gunung Abang ini, karena menurut warga sekitar jika tempat-tempat ini dirusak maka akan terjadi bencana alam yang besar. Oleh sebab itu meskipun wilayah kecamatan pasrepan dikelilingi oleh pertambangan batu, Gunung Abang masih terlindungi dari kerusakan alam karena adanya legenda-legenda di belakangnya yang dipercayai oleh masyarakat desa lemah bang dan sekitarnya. Saat ini Gunung Abang menjadi tempat wisata religi bagi orang-orang yang ingin berdoa dan meminta keamanan bagi rakyat Desa Lemahbang dan sekitarnya. masyarakat sekitar percaya di puncak gunung Abang terdapat makam yang bernama Mbah Syarifudin. Sampai saat ini warga sekitar sering mengunjungi makam tersebut untuk berziarah.
Hal itu menjadikan Gunung Abang semakin sakral dan dihormati oleh masyarakat desa Lemahbang dan sekitarnya. (*)
Penulis: Agusti Ridho












