Jember, BULETIN.CO.ID — Pemerintah Kabupaten Jember di bawah kepemimpinan Bupati Muhammad Fawait terus menunjukkan komitmennya terhadap penguatan pendidikan keagamaan. Melalui program insentif guru ngaji, Pemkab Jember mencatat sejarah baru dengan jumlah penerima terbanyak sepanjang sejarah, yakni mencapai 22.000 guru ngaji di seluruh wilayah kabupaten.
Program yang digagas langsung oleh Bupati Fawait ini dinilai sebagai bentuk nyata perhatian pemerintah daerah terhadap para pengajar ilmu agama nonformal yang telah berperan besar dalam membentuk akhlak generasi muda.
Pada Rabu (22/10/2025), 47 guru ngaji di Desa Kemuninglor, Kecamatan Arjasa, yang menerima pencairan insentif tersebut. Kegiatan ini disambut antusias oleh para penerima manfaat.
Salah satu guru ngaji di Desa Kemuninglor mengungkapkan rasa syukur atas perhatian pemerintah. Ia mengajar di sebuah musholla yang memiliki 14 santri. Menurutnya, jumlah insentif tahun ini mengalami peningkatan yang signifikan.
“Sebelumnya saya pernah menerima insentif Rp400 ribu, sekarang meningkat menjadi Rp1.500 ribu. Uang itu akan saya gunakan untuk membeli Al-Qur’an, memperbaiki musholla, dan sisanya untuk kebutuhan pribadi,” ucapnya.
Kepala Desa Kemuninglor, Budi Haryanto, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap program tersebut. Menurutnya, kebijakan ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya para pendidik agama yang selama ini bekerja dengan ikhlas dan tanpa pamrih.
“Kami sangat mendukung dan mengapresiasi program Bupati Fawait. Semoga ke depan, seperti yang pernah disampaikan beliau, insentif ini bisa diberikan secara door to door, langsung ke rumah para guru ngaji,” harapnya.
Budi juga menyampaikan bahwa program ini telah memberikan dampak positif bagi masyarakat desa, terutama dalam menjaga keberlangsungan pendidikan keagamaan secara informal.
“Program ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, terutama guru ngaji. Besar harapan kami, semoga Gus Fawait tetap memimpin Kabupaten Jember agar program-program pro-rakyat ini terus berjalan,” pungkasnya.