Bondowoso, BULETIN.CO.ID – Terjadinya bencana banjir di Kecamatan Ijen bukan yang pertama kali, namun sudah yang kesekian kalinya.
Bencana banjir sebelumnya terjadi pada bulan januari dan maret 2020, yang mengakibatkan puluhan rumah warga terendam lumpur.
Pasca terjadinya banjir tersebut, pemerintah berjanji akan merelokasi pemukiman warga yang rawan terkena banjir, namun hingga dua tahun penantian warga tak kunjung terealisasi.
Seperti hilang kesabaran, sejumlah warga setempat menagih janji pemerintah terkait relokasi.
Salah satunya Vivi Alviatus Solehah, warga Desa Kalisat tersebut meminta pemerintah daerah untuk segera direlokasi dan mendapat hunian yang layak.
” Rumah saya pas di pinggir sungai. Beberapa kali sudah terdampak banjir,” ucapnya.
Ia mengaku rumahnya terendam banjir dan menghanyutkan sebagian harta bendanya seperti sembako, pakaian dan lain sebagainya. Sehingga terpaksa ia dan keluarga harus mengungsi ke rumah orang tua.
Sementara Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat menerangkan, pemerintah sudah menyusun konsep relokasi. Sebenarnya, pada 2020 lalu perijinan sudah diurus dan rencananya akan dibangun pada 2023 ini.
” Karena pada saat 2020 terjadi bencana, kita memasuki pandemi Covid-19 sehingga semua anggaran itu dilakukan refocusing,”
Pada 2023 ini, Wabup menyebut mendapatkan bantuan anggaran dari APBN untuk membangun di petak 1.00 dan 1.01 sebanyak 78 rumah.
” 65 unit itu dari pusat, 13 itu dari APBD kabupaten,” imbuhnya.
Tahun ini, ditargetkan selama 3 bulan ke depan pembangunan tersebut selesai. Pihaknya juga telah mengajukan sarana dan prasarana seperti listrik, MCK dan lain sebagainya kepada Gubernur Jawa Timur.
” Gubernur justru minta laporan apabila ada kendala-kendala yang dihadapi dan akan melakukan eksekusi di dalam proses percepatan pembangunan relokasi ini,” pungkasnya.(Nang)