Probolinggo, BULETIN.CO.ID – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kraksaan menggelar resepsi Hari Lahir (Harlah) ke-101 NU dan menyambut bulan suci Ramadhan 1445 Hijriyah di Kantor PCNU Kota Kraksaan di Jl KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kraksaan, Minggu (25/2/2024).
Harlah ke-101 NU dengan tema “Penguatan Organisasi NU Menyongsong Abad Kedua Nahdlatul Ulama” ini Penjabat (Pj) Bupati Probolinggo Ugas Irwanto, S.Sos., M.Si, Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana, Kajari Kabupaten Probolinggo David P Duarsa, Pj Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz, Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan KH Abdul Wasik Hannan dan Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Kraksaan H Ahmad Muzammil.
Kegiatan ini diikuti oleh Ketua Badan Otonom dan Lembaga se-wilayah PCNU Kota Kraksaan, Ketua MWCNU dan Ranting NU se-wilayah PCNU Kota Kraksaan, Forkopimka Kraksaan, para alim ulama, habaib, tokoh agama dan tokoh Masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut diseahkan penghargaan kepada Muallif Sholawat An-Nahdliyah KH Moh Hasan Abdul Wafi yang pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan selama 2 (dua) periode.
Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Kraksaan H Ahmad Muzammil mengungkapkan PCNU Kota Kraksaan berdiri pada tahun 1930 yang muassis pertama pendirinya adalah KH Moh Hasan Genggong sebagai Rais Syuriyah pertama bersama KH Abdul Latif sebagai Tanfidziyah pertama.
“Menurut Sejarah, berdirinya PCNU Kota Kraksaan difasilitasi langsung oleh KH Wahab Chasbullah dan diresmikan di Masjid Al Akbar Pasuruan. Dari tahun 1930 dilanjut tahun 1953 KH Moh Hasan akhirnya menyerahkan kepemimpinan Rais Syuriyah kepada KH Zaini Mun’in dari Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton,” ungkapnya.
Menurut Muzammil, untuk periode kepengurusan 2020-2025 seharusnya Ketua Tanfidziyah adalah almarhum KH Syihabuddin Sholeh dan Rais Syuriyah KH Abdul Wasik Hannan. Namun dalam perjalanannya KH Syihabuddin wafat dan dirinya ditunjuk sebagai Ketua melalui proses PAW (Pengganti Antar Waktu).
“Untuk reformasi keorganisasian, kita sudah melakukan MWCNU. Dari jam 14 sampai jam 12 yang masa baktinya sudah selesai dan kami sudah melaksanakan konferensi. Untuk program-program Alhamdulillah dari 17 lembaga, 80% aktif semua.
Muzammil menambahkan di dalam menyambut rangkaian harlah ke-101 NU ada beberapa kegiatan diantaranya khotmil Qur’an serentak di 14 MWCNU dan TPQ se-PCNU Kota Kraksaan serta malam harinya 16 Rajab diadakan istighotsah yang melibatkan PCNU dan MWCNU. “Serta ziarah ke seluruh maqbaroh pengurus NU dari masa ke masa,” tegasnya.
Hal senada yang disampaikan oleh Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan KH Abdul Wasik Hannan mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan dari Harlah ke-101 NU. Melalui tema harlah ke-101 ini ada pesan bahwa penguatan organisasi itu sangat penting dalam rangka terus menjaga, merawat dan melestarikan mimpi-mimpi besar bagi muassis.
“Kita tahu bahwa jamaah NU bukanlah yang lahir tanggal 16 Rajab 1344 Hijriyah, melainkan yang melahirkan NU pada tahun 1344 Hijriyah. NU dari sisi ajaran yang mentradisi itu adalah telah membatin sekian lama di masyarakat Nusantara jauh sebelum terbentuknya NU sebagai sebuah organisasi,” ungkapnya.
Kiai Wasik menegaskan NU selama ini banyak memberikan kontribusi terhadap persatuan dan Pembangunan bangsa. Kontribusi positif NU untuk bangsa bukan hanya perlu terus dijaga tetapi harus diperjuangkan perkembangannya.
“Meski tantangan yang dihadapi organisasi NU saat ini semakin kompleks, saya yakin dengan dukungan potensi kader-kader dan program yang terukur NU akan bisa melewati kondisi zaman dengan baik,” terangnya.
Sementara Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada segenap pengurus PCNU Kota Kraksaan atas dukungan dan kemitraannya selama ini dalam juga serta mensukseskan program pembangunan di Kabupaten Probolinggo, baik yang berkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat seperti pemberdayaan ekonomi keummatan , pendidikan pesantren dan madrasah, kesehatan masyarakat dan lain-lain.
“Sebagai sebuah organisasi yang telah berusia 101 tahun, tentunya sangat penting bagi NU untuk melakukan penguatan keorganisasian secara rutin dan berkala agar dinamika organisasi dapat berkesinambungan dan terjaga dengan baik,” ujarnya.
Menurut Pj Bupati Ugas, hal ini penting karena seiring dengan lajunya perkembangan zaman yang begitu cepat, tentunya akan menyisakan berbagai macam tantangan yang harus diimbangi dengan pengembangan kapasitas organisasi dan pengurusnya, sehingga kedepannya mampu memberikan respon yang cepat terhadap perkembangan zaman yang dinamis.
“Oleh karena itulah maka saya sangat berharap kepada pengurus PCNU Kota Kraksaan untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan, baik yang berkaitan dengan sistem dan manajemen organisasi maupun yang berkaitan dengan kapasitas pengurusnya, termasuk pula kelengkapan sumber daya yang dimiliki,” jelasnya.
Pj Bupati Ugas mengajak untuk menjadikan pertemuan ini sebagai sarana untuk membangun semangat kebersamaan, komitmen dan kesatuan pandangan bagi seluruh pengurus dalam pengembangan gerakan organisasi di semua tingkatan (mulai dari PCNU, MWCNU dan Ranting NU).
“Selain itu, memperkuat kesatuan gerak langkah kader serta pengurus NU dalam pengembangan gerakan organisasi NU di Kabupaten Probolinggo serta mempertegas arah pengembangan organisasi dan sekaligus optimalisasi peran para pengurus serta kader NU,” tegasnya.
Pj Bupati Ugas juga mengajak kepada seluruh komponen warga masyarakat Kabupaten Probolinggo untuk selalu mengembangkan semangat kebersamaan, bersatu padu dan bahu membahu bersama pemerintah daerah dalam mengatasi berbagai persoalan, baik yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, kemiskinan, kemiskinan dan lain-lain.
“Ini penting, karena kalau kita sudah bersatu padu dalam kebersamaan, maka sebesar apapun tantangan dan seberat apapun permasalahan yang kita hadapi, Insya Allah dapat kita atasi dan kita selesaikan bersama-sama,” ajaknya.
Kegiatan ini diakhiri dengan tausiyah yang disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang selaku Pj Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz yang menyampaikan tentang sejarah perjalanan NU dan berakhir di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (*)
Pewarta : Sudarsono.