Bondowoso, BULETIN.CO.ID — Festival Ki Ronggo Bondowoso 2025 kembali menghiasi Kota Tape dengan gelaran budaya yang sarat nilai sejarah. Acara yang berlangsung di Museum Kereta Api Bondowoso, Jawa Timur, Jumat (5/12/2025) malam itu disambut antusias oleh masyarakat.
Bupati Bondowoso, Abd. Hamid Wahid, bersama Wakil Bupati As’ad Yahya Syafi’i, turut hadir secara langsung. Kehadiran keduanya memberikan nuansa kehormatan tersendiri pada acara yang juga melibatkan keluarga besar Ki Ronggo, unsur Forkopimda, asisten sekda, pimpinan perangkat daerah, serta masyarakat lintas wilayah.
Festival ini mengajak warga Bondowoso kembali menelusuri sejarah panjang daerah mereka melalui figur Ki Ronggo—tokoh penting pembentuk Bondowoso. Bagi Bupati, sosok tersebut bukan hanya peletak dasar pemerintahan, tetapi juga representasi tentang keberanian, keteguhan hati, dan pandangan jauh ke depan dalam membangun masyarakat.
“Ki Ronggo bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi inspirasi bagi kita dalam menjaga marwah daerah dan menguatkan nilai-nilai yang diwariskan,” ujar Bupati dalam sambutannya.
Selain mengenang Babad Bondowoso, festival tahun ini juga mengangkat kembali memori Tragedi Gerbong Maut 23 November 1947. Dua kisah penting—sejarah kelahiran Bondowoso dan peristiwa kemanusiaan—dikemas dalam satu momentum untuk memperkokoh kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya merawat sejarah.
Pada prosesi acara, dilakukan simbolisasi penyerahan Tombak Kekuasaan Tunggul Wilung dari keluarga Ki Ronggo kepada Bupati. Setelah itu, pembacaan fatwa digelar sebagai ekspresi komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kelestarian budaya serta nilai sejarah.
“Tugas kita hari ini adalah menjaga harmoni, menguatkan budaya, membangun karakter generasi penerus, dan terus mendorong pembangunan daerah,” tegas Bupati.
Ia juga menegaskan bahwa festival seperti ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi harus dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan sejarah bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Sejarah adalah cermin. Dari sanalah kita belajar, merawat persatuan, dan menata masa depan dengan lebih baik,” tambahnya.
Panggung festival semakin hidup dengan penampilan drama Babad Bondowoso dan Tragedi Gerbong Maut. Dua suguhan teaterik ini membawa pengunjung seolah kembali ke masa-masa penting yang membentuk identitas Bondowoso.
Di akhir acara, Bupati menegaskan kembali bahwa perjalanan sejarah Bondowoso “harus terus dijaga, dirawat, dan diwariskan kepada generasi berikutnya,” pungkasnya.













