Kota Probolinggo , BULETIN.CO.ID – Pemerintah Kota Probolinggo terus proaktif mengambil langkah konkret terkait pengendalian inflasi sejumlah komoditi pangan di wilayahnya, terutama menjelang momen Ramadan 2025 dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 1446 Hijriyah.
Hal itu disampaikan Wakil Wali Kota Probolinggo Ina Dwi Lestari usai mengikuti jalannya Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri melalui zoom meeting, Senin (24/2), di ruang Command Center Kantor Wali Kota Probolinggo.
Ina mengatakan upaya itu adalah dengan menggelar Operasi Pangan Murah dan Bazar Ramadan 2025. Giat itu digelar agar pengendalian inflasi di Kota Probolinggo senantiasa terpantau efektif, mengingat beberapa komoditas tertentu mengalami kenaikan harga setiap tahunnya.
“Ini momen yang bagus ya. Kegiatan ini bisa dijadikan sebagai acuan dasar kebutuhan berbelanja yang bisa diperkirakan dari rumah menjelang puasa dan lebaran nanti,” kata Wawali Ina.
Ia mengatakan sesuai dengan arahan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Tomsi Tohir, saat meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta kementerian dan lembaga terkait, untuk meningkatkan koordinasi dalam memastikan stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok, pihaknya siap mengantisipasi lonjakan harga karena permintaan tinggi selama Ramadhan 1446 Hijriah.
“Inflasi pada bulan Ramadan biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan periode Lebaran. Oleh karena itu, perlunya langkah konkret berdasarkan situasi terkini agar kenaikan harga dapat diantisipasi lebih awal,” tegas Ina.
Operasi Pangan Murah digelar mulai hari ini (24/2 – 29/3), di area kantor PT. Pos Indonesia Cabang Probolinggo, yang berlokasi di Jalan Suroyo, Kelurahan Tisnonegaran. Giat ini terselenggara atas kerjasama dengan Pemerintah Pusat.
Tak hanya itu, Pemkot melalui Dinas Koperasi, Usaha kecil dan Perdagangan (DKUP) setempat, juga akan menggelar Bazar Ramadan dan Pasar Murah di Stadion Bayuangga. Acara ini berlangsung pada 5-21 Maret 2025 mendatang, dengan menghadirkan ratusan UMKM serta puluhan perusahaan yang siap meramaikan kegiatan tahunan tersebut.
Ibu dua orang putra ini pun berpesan pada masyarakat untuk dapat memanfaatkan fasilitasi ini dengan datang dan berbelanja sesuai dengan kebutuhan, pada jadwal yang telah ditentukan.
“Tentunya jangan sampai (Operasi Pangan Murah dan Bazar Ramadan) dilewatkan, tapi juga jangan terlalu berlebihan dengan melakukan aksi borong. Sewajarnya saja, sesuai kebutuhan,” pesannya.
Senada dengan Wawali Ina, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Mouna Sriwahyuni juga mengingatkan masyarakat untuk menyikapi hal tersebut dengan tenang dan tidak melakukan panic buying. Mouna menerangkan inflasi selama Ramadan biasanya cenderung lebih tinggi dibandingkan saat Lebaran. Di mana lonjakan permintaan, khususnya pada kelompok makanan dan minuman menjadi faktor utama penyebab inflasi.
“Cerdas berbelanja, sesuaikan kebutuhan. Kalau melihat trennya, pada saat awal Ramadan biasanya terjadi inflasi makanan minuman tetapi kemudian di bulan April setelah Lebaran, tekanan inflasinya berkurang,” ujar Mouna. (*)
Pewarta : Sudarsono.