Kota Probolinggo, BULETIN.CO.ID — Enam orang desainer batik berhasil menyabet juara lomba desain motif batik khas Kota Probolinggo. Dimana motif batik Sekar Sari karya Friday Purnama Sari berhasil menjadi juara pertama. Disusul motif batik Sekar Arum Bayuangga karya unik Nur Sutami sebagai juara kedua dan motif batik Ayu Ning Jagad karya Heny Ratna Sari sebagai juara ketiga. Kemudian, juara harapan I diraih oleh Mujiono dengan motif batik Mangga Anggur Kaltabayu. Juara harapan II diraih oleh Made Malvinas dengan motif batik Mantra dan juara harapan III diraih oleh Firman Abidin Arsyad dengan motif batik Jaran Bodhag Mangga Anggur.
Pengumuman tersebut dibacakan langsung pada malam penganugerahan lomba cipta desain khas batik Kota Probolinggo di alun-alun setempat, Rabu (3/7).
Penjabat Ketua Dekranasda Kota Probolinggo, Rr. Dewi Maharani Eka Putri mengaku kagum dan mengapresiasi karya-karya desain para peserta lomba desain motif batik khas Kota Probolinggo tahun 2024. Seperti yang diketahui, lomba desain motif batik khas Kota Probolinggo berlangsung selama kurang lebih 1,5 bulan dari tanggal 20 Mei sampai dengan 30 Juli 2024 lalu. Dengan total keseluruhan karya desain yang masuk di meja juri sampai batas akhir pengumpulan sebanyak 109 peserta.
“Bukan hal yang mudah bagi kami, dewan juri untuk memilih 10 besar terbaik. Hampir semuanya memiliki desain motif batik yang luar biasa bagus. Karena ini ajang perlombaan, kami tetap harus menentukan 10 besar terbaik dan menentukan pemenang berdasarkan penilaian ketiga dewan juri,” terangnya.
Dewi Maharani menambahkan bahwasannya dewan juri melakukan penilaian berdasarkan pada 4 (empat) aspek, meliputi kreativitas, harmonisasi, komposisi warna dan motif batik anggur dan mangga. Pada 10 besar terbaik yang terpilih tersebut, telah memenuhi keempat aspek dengan anggur dan mangga sebagai ikon utamanya. “Komposisi desain yang pas, perpaduan warna yang menarik, desain motif dapat diaplikasikan untuk baju pria dan wanita, dan dapat pula dikreasikan menjadi gaun atau jarit,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, ikon anggur dan mangga dapat juga dikombinasikan dengan kesenian khas Kota Probolinggo, sejarah, letak geografis di daerah pesisir dan tapal kuda dengan komposisi yang pas dan menarik serta isen-isen yang terkesan kuat. Ada pula motif kombinasi anggur dan mangga dalam desain batik kontemporer, yakni batik nuansa baru tanpa pengulangan motif dengan menganut pola motif aliran batik mirror.
“Saya berharap karya desain yang terpilih dapat menambah kekayaan dan keragaman motif batik khas Kota Probolinggo. Selamat kepada para pemenang lomba, semoga melalui kegiatan ini dapat meningkatkan promosi batik Kota Probolinggo sebagai kearifan lokal yang semakin mengglobal di kancah nasional maupun internasional,” pesannya.
Ditemui usai acara, pemenang juara 1 lomba cipta desain motif batik khas Kota Probolinggo, Friday Purnama Sari tidak menyangka motif batiknya ditetapkan sebagai juara pertama. Menurutnya, persaingan dalam perlombaan ini sangatlah ketat, karena banyak pembatik-pembatik baru yang bermunculan dan berani mengikuti kompetisi seperti ini.
“Kesulitannya adalah mencari tema yang pas untuk dijadikan ikon Kota Probolinggo. Proses pengerjaannya juga cukup sulit, karena awalnya berupa desain di kertas harus diaplikasikan ke kain. Jadi sebisa mungkin harus sama persis dengan yang desain di kertas,” ungkapnya.
Melalui ajang bergengsi ini, Friday optimis prospek batik Kota Probolinggo kedepan sangat bagus dan berkembang pesat. Bahkan bisa mencapai pasar nasional dan internasional karena motif batiknya yang tidak kalah dengan daerah lainnya.
“Terimakasih Pemkot Probolinggo sudah mengapresiasi para pengrajin batik yang ada di Kota Probolinggo untuk menunjukkan karya-karya terbaiknya dalam ajang lomba ini. Mari tetap berkarya dan memberikan yang terbaik untuk Kota Probolinggo terutama untuk kemajuan UKM-UKM yang ada di Kota Probolinggo khususnya UKM batik,” pungkasnya.
Para pemenang lomba cipta desain motif batik khas Kota Probolinggo mendapatkan sertifikat penghargaan dan uang pembinaan. Juara pertama mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 7,5 juta, juara kedua Rp 5 juta dan juara ketiga Rp 3 juta. Kemudian bagi juara harapan I mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 2 juta, juara harapan II sebesar Rp 1,5 juta dan juara harapan III sebesar Rp 1 juta. (*)
Pewarta : Sudarsono.