Pamekasan, BULETIN.CO.ID – Usai didatangi wakil ketua DPRD Pamekasan, Moh. Khomarul Wahyudi RSUD Smart Pamekasan dan BPJS Kesehatan akhirnya sepakat untuk melayani pasien yang membutuhkan hemodialisis (HD) yang lebih dikenal dengan cuci darah.
Namun, dari enam pasien tersebut satu diantaranya meninggal dunia lantaran telat mendapatkan penanganan HD.
Direktur RSUD Smart Pamekasan, dr. Budi Santoso menegaskan bahwa pihaknya siap membantu pasien emergency atau darurat untuk dilakukan HD di RSUD Smart dengan cara dirawat inap dan nuga bagi pasien yang empat belum mendapatkan rumah sakit rujukan.
“Jadi untuk solusinya apabila pasien sudah sesak, bisa datang ke UGD untuk dirawat inap dan sekalian dilakukan Hemodialisisnya di sini,” kata dr. Budi, Direktur RSUD Smart. Rabu (21/05/2025).
“Karena shift keempat sudah dihentikan oleh pihak BPJS, maka solusinya rawat inap agar dapat diklaim melalui BPJS,” tambahnya.
Sedangkan Kepala Cabang BPJS Kesehatan Pamekasan, Nuzuluddin Hasan menyampaikan bahwa pihaknya tidak menutup shift keempat di RSUD Smart melainkan shift tersebut tidak sesuai SOP.
“Jadi karena ini darurat, dan opsi dari rumah sakit mau dilayani asal dengan Rawat Inap silahkan. Tapi tadi saya tekan keselamatan pasien ya. Jadi kalau pasien mau dirawat inap dan mau dilayani shift empat tidak standar, ya pasien harus mau tanda tangan,” jelasnya.
Pihaknya juga berharap kepada pemerintah kabupaten Pamekasan agar dapat mencairkan untuk pembiayaan BPJS yang akan digunakan oleh keempat pasien darurat tersebut.
“Karena ini menyangkut keselamatan orang Pamekasan, jadi kami harap peran pemerintah daerah agar bisa segera mencairkan ini (BPJS),” tutupnya.