Bondowoso, BULETIN.CO.ID – Sejak dibangun pada tahun 2014 silam dan menelan anggaran Milyaran rupiah, Pasar Hewan Terpadu (PHT) di Desa Locare, Kecamatan Curahdami Bondowoso tak pernah berfungsi hingga saat ini.
Pantauan di lapangan, PHT terlihat dipenuhi dengan rerumputan dan ilalang setinggi pinggang orang dewasa.
Sejumlah fasilitas juga terlihat terbengkalai. Dindingnya sudah berlumut. Ada juga aksi vandalisme yang dilakukan orang tak bertanggung jawab. Ragam tulisan tak senonoh terlihat jelas di tembok-tembok bangunan.
Musala terlihat kotor dengan ilalang di kanan kirinya. Tempat tambatan sapi, juga tak luput dari banyaknya tumbuhan liar. Tak terlihat seorang pun melintas di sekitar PHT, pada Kamis (8/5/2025).
Bangunan di dekat pintu masuk dengan tulisan Rumah Potong Hewan (RPH) terlihat paling bersih.
Suryadi, warga Desa setempat mengatakan bahwa hanya rumah potong hewan (RPH) saja yang ada aktivitas.
“Ya keliatan sapi di RPH nya itu, malam keliatannya. Tak banyak orang, hanya yang mengurusi sapa saja,” ungkapnya.
Sementara, para pedagang sapi yang melakukan aktifitas jual beli di pasar hewan yang lama di Kelurahan Kademangan, Kecamatan Bondowoso selalu menolak saat akan direlokasi ke PHT di Desa Locare.
Pj Sekda Bondowoso, Fathur Rozi, mengatakan, memang mangkraknya PHT ini menjadi PR yang harus segera diselesaikan.
Lebih-lebih, masyarakat enggan kesana. Karena, akses transportasi sulit, belum ada sistem pendukung yang memadai.
“Ini yang kami fikirkan, bersama teman-teman MUI, dan teman-teman Ormas yang lain,” ujarnya.
Ia menerangkan, pihaknya kini tengah mengkaji betul hal ini. Salah satunya, yakni terkait penolakan pedagang sapi.
Karena itulah, pihaknya menegaskan tak melihat dari satu sisi saja. Melainkan dari akses-akses lainnya.
“Itu kan sudah terbangun, kita tak melihat ke belakang tapi melihat ke depan,” pungkasnya.(Nang)