Jakarta – LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia) turut berperan dalam acara UMKM Week 2022 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keungan RI, Jumat (12/8/2022). Dalam kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari itu, LPEI berpartisipasi sebagai salah satu narasumber talkshow bertajuk UMKM menembus ekspor.
Kegiatan talkshow sendiri diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait tata cara melakukan ekspor. Peran LPEI dalam hal ini adalah membantu dan mendorong UMKM agar mampu berorientasi ekspor. Selain itu juga mengupayakan agar peran aktif Kementerian Keuangan melalui SMV dapat dirasakan oleh publik.
Kepala Devisi Jasa Konsultasi LPEI, R Gerald, memaparkan bahwa LPEI memberikan dukungan finansial dan non finansial kepada pelaku UKM berorientasi ekspor.
“LPEI memiliki fasilitas pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha berorientasi ekspor. Khusus untuk layanan non finansial, kami dapat memberikan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan atau CPNE, marketing handholding program, dan desa devisa,” ujar Gerald.
Untuk program pemberian jasa kosultasi kepada UKM berorientasi ekspor, LPEI memiliki tujuan khusus. “Yakni meningkatnya eksportir baru, nilai ekspor nasional, hingga daya saing produk atau komoditas Indonesia,” terangnya.
Sementara untuk CPNE, kata R Gerald, merupakan program pelatihan dan pendampingan yang diberikan kepada pelaku usaha berorientasi ekspor selama satu tahun.
“Hingga Juni 2022, LPEI telah memberikan pelatihan kepada 2.700 UMKM serta melahirkan lebih dari 120 eskportir baru,” ujarnya.
Lebih jauh, R Gerald juga menjelaskan maksud dari marketing handholding program. Menurutnya program yang juga dikenal dengan istilah business matching ini adalah upaya percepatan ekspor dalam rangka membuka akses pasar ekspor bagi produk UKM mitra LPEI. Bentuknya berupa digitalisasi via global marketplace business matching melalui diaspora, dan pameran berskala internasional.
“Melalui program tersebut, lebih dari 50 UKM telah berhasil memperluas akses pasarnya ke mancanegara,” ujarnya
Terakhir Desa Devisa. Menurut R Gerald, program tersebut merupakan pemberdayaan untuk komunitas petani, pengrajin, koperasi maupun UKM yang memiliki produk unggulan ekspor. Hingga Juni 2022, LPEI memiliki 134 desa devisa dengan 9 komoditas unggulan. Yakni kakao, kopi, beras, garam, rumput laut, kerajinan, tenun, gula semut dan lada hitam.
“LPEI dalam hal ini telah memberikan pendampingan kepada 12.821 petani atau pengrajin,” ungkapnya.
Pada penutupan acara UMKM Week 2022,Sri Mulyani Menteri Keuangan juga angkat suara. Dia mengajak seluruh jajarannya untuk memperbaiki program sinergi dalam membantu UMKM.
“Jika UMKM pasarnya di luar negeri, Direktorat Jendral Bea Cukai akan membantu sampai ekspor. Dan ada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Inilah yang disebut kolaborasi. Karena UMKM perlu dibantu disemua front. Jangan dibebani, tapi dibantu,” ujar Sri Mulyani.
Sebagai penutup, Sri Mulyani mengaku sangat berharap kolaborasi antar jajaran lembaga maupun kementerian dapat mempercepat pertumbuhan UMKM. “Dan Indonesia bisa pulih dari kondisi pandemi. Selamat hari UMKM nasional,” ucapnya.
Untuk diketahui, UMKM Week 2022 merupakan wujud kolaborasi #KemenkeuSatu yang senantiasa terjalin antara Kementerian Keuangan dengan #SpecialMissionVehicle Kementerian Keuangan RI.
Dalam acara itu, LPEI juga ikut berpartisipasi dalam giat pameran. Lembaga yang juga dikenal dengan sebutan Indonesia Eximbank ini menampilkan produk binaan LPEI.
Selain UMKM Week 2022, LPEI juga turut berpartisipasi pada agenda #KemenkeuSatu lainnya berupa partisipasi pada kegiatan Road to Mofest 2022 Bali yang diselenggarakan pada tanggal 11 Agustus 2022. (Liz)