Bondowoso, BULETIN.CO.ID — Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, meninjau langsung pengolahan kopi di pabrik Java Coffee Estate yang dikelola oleh Unit Kerjasama Operasi (KSO) PTPN IV PalmCo dan PTPN I SupportingCo di kawasan Ijen, Jawa Timur, Selasa (03/06/2025).
Kunjungan tersebut bertujuan untuk melihat implementasi program pemanfaatan lahan milik Perhutani dan PTPN yang dikembangkan melalui kerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Program ini merupakan bagian dari inisiatif Project Management Office (PMO) yang mengintegrasikan produksi kopi rakyat dengan pembinaan dan penyerapan hasil oleh BUMN.
“Melalui kerja sama ini, masyarakat menanam kopi di lahan Perhutani, dibina oleh PTPN, lalu hasilnya dibeli untuk diolah dan dijual dengan nilai tambah tinggi. Ini memberikan keuntungan lebih bagi petani dibandingkan bertani secara tradisional,” ujar Kartika.
Ia menambahkan, kopi dari kawasan Ijen memiliki potensi besar di pasar ekspor. “Kami yakin brand Kopi Ijen ini sangat menjanjikan untuk pasar internasional,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Holding Perkebunan PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, didampingi Dirut PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, mengungkapkan bahwa produksi kopi tahunan mencapai 825 ribu kilogram, dengan 80 persen di antaranya diekspor. Untuk mendongkrak produktivitas, pihaknya akan melakukan program tanam ulang di kebun-kebun milik PTPN.
“Mulai tahun ini, kami ditugaskan Kementerian untuk membantu meningkatkan pendapatan petani. Kopi rakyat akan kami olah dan dorong untuk ekspor,” jelas Abdul Ghani.
Sementara itu, Plt Direktur Utama Perum Perhutani, Natalas Anis Harjanto, menyatakan bahwa dari total 80 ribu hektare lahan Perhutani di Bondowoso, 10 ribu hektare sudah digunakan untuk penanaman kopi, dan 6 ribu hektare di antaranya telah masuk dalam program PMO.
“Ke depan, lahan untuk PMO akan ditingkatkan hingga sekitar 43 ribu hektare,” katanya.
Terkait upaya pelestarian lingkungan, Perhutani menerapkan pola agroforestri, yakni menanam kopi di bawah tegakan pohon tanpa melakukan penebangan. “Dengan pola ini, pohon tetap terjaga dan kopi tumbuh di bawahnya, sehingga ekosistem tetap lestari dan risiko banjir bisa ditekan,” pungkas Natalas.
Pantauan di lokasi, Wamen BUMN juga turut serta memetik kopi secara simbolis di Petak 83 RPH Blawan BKPH Sukosari serta mengunjungi kebun kopi Kalisat Jampit yang dikelola oleh KSO PTPN IV.