Bondowoso, BULETIN.CO.ID – Puluhan warga Desa Sumberdumpyong, Kecamatan Pakem, Bondowoso, melakukan aksi protes dengan mengepung balai desa pada Kamis (5/9/2024).
Mereka mendesak agar dilakukan pemecatan terhadap dua perangkat desa yang diduga terlibat dalam dugaan skandal perselingkuhan.
Kaur Umum Desa Sumberdumpyong, DS, sebelumnya telah mengakui adanya perselingkuhan dengan Sekretaris Desa, H.
Dugaan hubungan terlarang ini semakin kuat setelah adanya bukti foto di dalam sebuah kamar dan pemberian cincin emas dari H kepada DS.
Kedua perangkat tersebut diketahui memiliki pasangan sah, sehingga skandal ini semakin memicu amarah warga yang dianggap mencoreng nama baik desa.
Aksi protes yang didominasi oleh tokoh masyarakat ini lahir dari kemarahan warga terhadap perilaku kedua perangkat desa tersebut.
Mereka merasa bahwa kepercayaan terhadap pemerintahan desa telah hancur dan moralitas di desa tersebut terancam.
“Kami tidak bisa menerima perilaku seperti ini. Mereka seharusnya menjadi teladan bagi warga, bukan malah mencoreng nama desa dengan tindakan tidak bermoral,” ujar warga dalam aksinya.
Suasana di balai desa sempat memanas ketika warga mendesak kepala desa untuk segera mengambil tindakan tegas. Mereka memberi waktu dua hari dan mengancam akam melakukan aksi protes yang lebih besar.
Kepala Desa Sumberdumpyong, M. Maimunul Faruq, yang berada di lokasi, berusaha menenangkan warga dan meminta mereka bersabar menunggu hasil pemeriksaan yang sedang dilakukan.
“Kami sedang melakukan pemeriksaan dan akan mengambil tindakan tegas jika terbukti ada pelanggaran. Saya harap warga bisa tenang dan mempercayakan masalah ini kepada kami,” ujarnya.
Meski demikian, warga tetap mendesak agar keputusan pemecatan segera diambil. Mereka juga mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar di tingkat kecamatan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Aksi ini menarik perhatian luas dari masyarakat sekitar dan pengguna jalan yang melintas. Hingga berita ini diturunkan, aparat keamanan masih memantau situasi di balai desa untuk mencegah potensi kerusuhan lebih lanjut.(Nang)