![](https://buletin.co.id/wp-content/uploads/2022/07/IMG20220630093544-400x225.jpg)
Pamekasan, BULETIN.CO.ID – Forkopimka Kecamatan Pademawu bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) sosialisasikan Penyakit Mulut dan KuKu (PMK) pada hewan sapi di Kantor Kecamatan Pademawu. Kamis (30/6/22).
Terpantau dilokasi, hadir Camat Pademawu, Polsek Pademawu, Koramil Pademawu, DKPP Pamekasan, serta undangan sekretaris Desa se kecamatan Pademawu.
DKPP Pamekasan, melalui pemateri Slamet Budi Harsono menceritakan, PMK pada hewan sapi ini bukan merupakan hal yang baru, namun PMK ini sudah pernah ada sekitar 32 tahun yang lalu, tentunya lebih awal dari pada covid – 19.
PMK saat ini, awalnya terjadi di Gersik, Jawa Timur, bulan Mei 2022. Pada saat itu, Pamekasan masih belum begitu gencar.
Adapun Hewan yang mudah tertular PMK yaitu hewan peka atau hewan yang kukunya berbelah dua, seperti kambing, sapi, kerbau, domba dan sejenisnya.
Namun untuk saat ini PMK hanya menyerang pada hewan Sapi.
Virus PMK ini 100% tingkat penularannya lebih cepat, dengan radius 10 kilometer, namun tingkat kematian pada hewan rendah, dan tingkat kesembuhannya sangat tinggi.
“Tingkat kematian tertinggi hanya terjadi pada anak sapi, karena anak sapi masih bergantung terhadap induknya,” jelas Budi.
Budi menambahkan, PMK tersebut belum ada obat khusus untuk PMK, namun hanya dapat dicegah dan diantisipasi penularannya.
“yang diobati hanya gejalanya saja,
Obatnya seperti antibiotik dan analgezik khusus hewan,” katanya.
Adapun ciri PMK pada hewan sapi yaitu air lir berlebih dan luka dibagian kaki.
Di pamekasan sampai saat ini tercata 5.709 kasus. Sembuh sekitar 1.000, sisanya masih taraf sembuh.
Budi menyarankan, Kebersihan kandang harus dijaga. Disemprotkan disinfektan yang berbahan asam, seperti garam asam, dan cuka, dicampur air kemudian di semprotkan ke kandang dan juga sapi.
“Yang terpenting jangan panik selling, artinya sapi terjangkit PMK lalu dijual, karena PMK tingkat kematiannya sangat rendah, maka demikian peternak akan merugi, jadi rawat dulu sampai sehat baru dijual,” ujar Budi.
Daging sapi ini aman untuk dikonsumsi, karena tidak menular terhadap manusia, asal hindari jeroan dan mulut serta kaki sapi.
“Jadi masyarakat tidak perlu waswas dan khawatir, karena PMK ini tidak menular ke manusia, dan daging sapi tetap aman dikonsumsi, terakhir sampai saat ini tidak ada dipasaran harga daging sapi 40rb perkilo, itu hoax,” ungkapnya
Ia juga mengajak kerja sama dengan masyarakat, apabila mendatangkan sapi dari luar segera melapor, agar dapat dideteksi sejak dini. Hal ini bisa mengurangi resiko penyebaran.
“Kami sudah bekerja sama dengan TNI Polri untuk mencegah penyebaran PMK, dengan mendirikan cek point di pasar Keppo dan Tlanakan,” tandasnya.(Halili)