Blitar, BULETIN.CO.ID – Desa Kotes Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, tampak berbeda. Gelaran wayang kulit dengan lakon klasik menghipnotis ratusan warga yang memadati area Kantor Desa (20/05/2024). Kegiatan ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi bagian dari tradisi Bersih Desa, sebuah ritual tahunan yang sarat makna.
Dalam sambutannya, Bupati Blitar, Rini Syarifah yang akrab disapa Mak Rini, mengungkapkan rasa syukur dan bangganya terhadap masyarakat karena masih nguri-nguri budaya lokal yakni pagelaran wayang kulit.
“Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena kita masih diberi nikmat sehat sehingga bisa berkumpul dalam kegiatan yang penuh berkah ini. Saya salut dengan kekompakan warga yang berhasil menyelenggarakan acara ini dengan gotong royong,” ungkap Mak Rini.
Mak Rini juga menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan budaya Jawa. Menurutnya, pagelaran wayang kulit adalah bukti nyata kecintaan warga terhadap budaya leluhur dan menjaga supaya tidak hilang kemakan zaman.
“Ini bukti bahwa panjenengan sangat mencintai budaya Jawa dan terus nguri-nguri agar tetap lestari. Kegiatan ini juga mampu menjadi daya ungkit perekonomian masyarakat desa,” tambahnya.
Sejalan dengan program One Village One Product (OVOP) dan Panca Bhakti ke-4 yang berfokus pada pengembangan potensi ekonomi daerah, Mak Rini mendorong Pemerintah Desa Kotes untuk terus mendukung para pelaku UMKM.
“Rangkul para pelaku UMKM untuk mengembangkan produksinya. Kolaborasi dengan BUMDes sangat diperlukan agar kegiatan ini bisa berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Desa,” jelasnya.
Lebih lanjut, Mak Rini meminta agar Kepala Desa dan jajarannya tidak segan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mendapatkan pendampingan dalam meningkatkan kualitas produk unggulan desa.
“Dengan adanya sarana publikasi digital, warga desa bisa menjadi marketer melalui online. Ini potensi besar, terutama dengan mayoritas warga yang telah memiliki smartphone dan media sosial,” kata Mak Rini.
Tidak hanya fokus pada pengembangan ekonomi, Mak Rini juga berpesan agar penggunaan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) tepat sasaran dan transparan.
“Pastikan DD dan ADD digunakan sesuai peruntukkannya. Ajak masyarakat berembug terkait program mulai dari perencanaan hingga eksekusi. Transparansi dan inovasi harus diutamakan karena masyarakat semakin cerdas,” tegasnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Mak Rini menekankan pentingnya menjaga kerukunan di tahun politik ini. “Mari kita jaga kondusifitas desa agar tetap ayem tentrem, bekerja dengan tenang dan nyaman. Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirohim, kegiatan Bersih Desa Jimbe dimulai. Semoga terhibur dan teruslah berkarya dari desa untuk Indonesia,” tutupnya dengan pantun semangat.
Acara yang berlangsung meriah ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya dan mengembangkan potensi desa. Pagelaran wayang kulit menjadi saksi bahwa Desa Jimbe tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga terus berinovasi untuk kemajuan bersama.