Bangkalan, BULETIN.CO.ID – Kegiatan pengabdian masyarakat Universitas Trunojoyo Madura (UTM), bersama mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui skema Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT), menggagas program pengoptimalan pengelolaan ekowisata mangrove di Desa Tengket, Kecamatan Arosbaya, Bangkalan. Sabtu (26/10/2024).
Program tersebut bertujuan untuk mengembangkan potensi besar hutan mangrove seluas 65 hektar, yang telah dua kali memenangkan penghargaan di tingkat Provinsi Jawa Timur.
Nor Qomariyah selaku ketua Abdimas menjelaskan bahwa pengoptimalan pengelolaan ekowisata mangrove masih membutuhkan pendampingan dalam manajemen, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan wisata yang berkelanjutan.
Menurutnya, potensi yang dimiliki ekowisata tersebut masih belum termanfaatkan secara optimal.
“Buah mangrove yang sebenarnya bisa diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi seperti sirup, kerupuk, dan kue ini pengelolanya masih belum mengetahui, dengan ini kami berkolaborasi dengan masyarakat khususnya pengelola Ekowisata ini nantinya dapat berbagi ilmu untuk dapat mengelola lebih optimal lagi,” ujarnya.
Selain itu, Qomariyah juga mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan ekowisata tersebut masih belum maksimal serta masih banyak orang atau masyarakat luas yang mengetahui keberadaannya, seperti minimnya promosi juga menjadi faktor utama mengapa ekowisata mangrove di Desa Tengket kurang dikenal masyarakat luas.
“Di era digital saat ini, sangat disayangkan jika potensi desa tidak dipromosikan dengan baik. Untuk itu Kami berupaya membantu meningkatkan keterampilan pengelola dalam memasarkan daya tarik ekowisata melalui berbagai platform, seperti website dan media sosial,” tambah Qomariyah.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan kata Qomariyah, untuk mengembangkan ekowisata tersebut antara lain pembuatan bedengan atau jalan setapak untuk kegiatan edukasi pembibitan mangrove, pembangunan instalasi aquaponik, dan penambahan spot foto yang lebih menarik.
Selain itu, timnya juga telah mengedukasi kepada siswa Taman Kanak-Kanak (TK) dan RA Almadany mengenai penanaman bibit mangrove, pengenalan tanaman aquaponik, serta mengajak anak-anak memancing di kolam yang ada di saung Mangrove.
“Langkah edukasi ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta lingkungan sejak dini. Kami berharap anak-anak ini menjadi generasi penerus yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya,” jelas Fahrun Hafidz selaku Koordinator Mahasiswa MBKM KKNT.
Lebih lanjut, Fahrun menjelaskan tujuan dari kegiatan tersebut adalah agar ekowisata mangrove di Desa Tengket dapat menjadi destinasi wisata unggulan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Fahrun beserta timnya meyakini Kolaborasi antara akademisi dan masyarakat lokal dapat menjadi kunci untuk mewujudkan perubahan positif yang berdampak jangka panjang.
Disisi lain, Pemerintah Desa Tengket yang diwakili oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tengket, Mohammad Marsup menyambut baik inisiatif dari mahasiswa UTM dan berharap agar upaya pengembangan ekowisata mangrove di desanya selain memberikan altrenatif wisata bagi warga sekitar, juga dapat menjadi tempat edukasi bagi siswa-siswa untuk memperkuat nilai edukasi lingkungan kepada generasi muda, selain itu juga dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan warga nanti kedepannya.
“Dengan sinergi antara universitas dan masyarakat, saya optimis Desa Tengket dapat menjadi destinasi ekowisata unggulan yang tidak hanya memperkenalkan keindahan alam Desa Tengket tetapi juga memberi manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat,” pungkasnya.(WF)