Bondowoso, BULETIN.CO.ID – Empat hari pasca kejadian bentrok antara TNI dengan warga Desa Kali Gedang Kecamatan Ijen, Jajaran pimpinan daerah kabupaten Bondowoso menemui masyarakat.
Walaupun acara tersebut tidak dihadiri Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid langsung. Namun, pertemuan dengan warga yang dilaksanakan di Pendopo Kecamatan pada Senin (19/5/2025) itu. Dihadiri oleh Komandan Brigif atau Danbrigif 9/2 Kostrad TNI, Letkol inf La Ode Muhammad Nurdin, Wakil Bupati Bondowoso, Komandan Kodim 0822, hingga Kapolres Bondowoso.
Danbrigif 9/2 Kostrad TNI, Kolonel inf La Ode Muhammad Nurdin, menerangkan pada warga bahwa pihaknya menghentikan sementara kerjasama optimalisasi lahan antara TNI dengan PTPN. Agar kegiatan di Desa Kaligedang kondusif ke depan.
“Kegiatan ketahanan pangan disini kita hentikan sementara. Semoga suasananya kondusif dulu,” ujarnya.
Ia menegaskan tak ada aksi-aksi balas dendam pasca insiden ini. Karena, TNI bersama rakyat dan keberadaanya harus bermanfaat untuk masyarakat.
“Kami hidup bersama rakyat, kami hidup bersama-sama dengan rakyat,” ungkapnya.
Komandan Kodim 0822 Bondowoso, Letkol Arh Achmad Yani menegaskan, Babinsanya terus melakukan upaya persuasif ke desa untuk memastikan kondusifitas. Kendati memang Babinsa di desa Kaligedang, Kecamatan Ijen ini hanya ada 2.
“Saya pastikan permasalahan ini sudah aman, tidak ada lagi pembahasan cekcok. Titik sampai disini, tak ada lagi ketakutan masyarakat,” ungkapnya.
Wakil Bupati Bondowoso, Ahmad Yahya Syafi’i mengajak masyarakat untuk tetap terus menjaga kondusifitas. Karena, ini bisa berdampak pada pembangunan dan investasi di Bondowoso.
“Saya sangat berharap, mewakili beliau, agar ke depan lebih harmonis lagi,” ujarnya.
Ia mengajak masyarakat agar menyelesaikan masalah dengan musyawarah.
“Ayo kita musyawarahkan dengan hati yang dingin,” urainya.
Di lokasi yang sama Ketua Komisi 1 DPRD Bondowoso, Setyo Budi, meminta pemerintah daerah agar supaya ditindaklanjuti ke pemerintah pusat. Utamanya, memang terkait lahan ini milik PTPN, sementara warga merupakan masyarakat Bondowoso.
“Jangan sampai ada salah satu yang dirugikan. Ada jalan tengah yang betul-betul ke depan polemik lagi,” terangnya.
Sementara itu, salah seorang warga saat dialog, Erik Wahyudi, merasa diadu dengan TNI. Padahal sejak awal, kata Erik, permasalahan yang terjadi di desanya yakni konflik lahan.
“Kalau menurut kami, sekarag kita ini diadu sama TNI. Itu yang ada di pikiran kami,” ujarnya.
Karena itulah, dirinya merasa sangat menyayangkan kerjasama tentara dengan TNI yang dilakukan di daerah yang konflik.
“Kenapa kerjasamanya di daerah konflik? Kalau masyarakat maunya damai-damai saja,” pungkasnya.(Nang)