Scroll untuk baca artikel
Teknologi

Petani Desa Mrawan Bondowoso Gunakan Teknologi Sprinkler untuk Atasi Krisis Air

×

Petani Desa Mrawan Bondowoso Gunakan Teknologi Sprinkler untuk Atasi Krisis Air

Sebarkan artikel ini
Pj Kades Mrawan bersama pemilik lahan pertanian dengan metode Sprinkler saat diwawancara sejumlah wartawan, Selasa 03/06/2025.(Foto:Nang/BULETIN).

Bondowoso, BULETIN.CO.ID – Lahan sawah seluas dua hektare di Desa Mrawan, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso kini menggunakan teknologi sprinkler sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan air, terutama saat musim kemarau.

Teknologi sprinkler pertanian merupakan sistem irigasi modern yang menyemprotkan air ke udara, kemudian jatuh ke tanah menyerupai hujan. Sistem ini terdiri dari jaringan pipa yang mengalirkan air menuju sejumlah nozel atau kepala sprinkler, sehingga penyiraman lahan dapat dilakukan secara merata.

BACA JUGA :
Tahun 2023, Petani di Bondowoso Terancam Tak Dapat Pupuk Subsidi, Fraksi PKB Kecewa Pada Dispertan

Penjabat Kepala Desa Mrawan, Kusmiati, menjelaskan bahwa inisiatif penggunaan sprinkler ini muncul dari para petani setempat. Mereka menghadapi kesulitan air karena lokasi sawah berada di lahan tadah hujan yang cukup tinggi dari areal sungai, sehingga sulit dialiri air, terutama di musim kemarau.

“Melalui teknologi ini, air dari sumur dapat dipompa dan dialirkan ke sawah menggunakan pipa. Petani hanya perlu membayar token listrik untuk menjalankan pompa,” ujar Kusmiati saat dikonfirmasi, Selasa (3/6/2025).

BACA JUGA :
Dinas Sosial P3AKB Bondowoso Bentuk 115 Puspaga, Ini Tujuannya

Meski diakui tidak murah—karena dibutuhkan anggaran sekitar Rp 60 juta per hektare untuk instalasi pipa dan perangkat sprinkler—hasilnya kini bisa dirasakan langsung. Sawah yang sebelumnya hanya mengandalkan air hujan kini bisa ditanami sepanjang musim.

“Petani kini bisa menanam berbagai komoditas seperti jagung, kacang panjang, cabai, tomat, timun, padi, dan palawija lainnya,” jelasnya.

BACA JUGA :
Warga Maesan Bondowoso Diringkus Polisi, Ini Penyebabnya

Teknologi ini awalnya dipelajari dari petani di Kecamatan Ijen. Kini, petani Desa Mrawan juga siap berbagi pengetahuan kepada petani di daerah lain yang mengalami permasalahan serupa.

“Bagi masyarakat yang ingin meniru, kami siap memberikan contoh dan edukasi,” pungkas Kusmiati.(Nang)

**) IIkuti berita terbaru BULETIN.CO.ID di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.