Probolinggo, BULETIN.CO.ID – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia bekerja sama dengan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo memberikan bimbingan teknis (bimtek) Sistem Resi Gudang (SRG) kepada usaha pelaku dan petani di Balai Desa Wonorejo Kecamatan Maron, Selasa (28/5/2024).
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Tim Koordinasi Penyaluran Skema Subsidi Resi Gudang Bappebti-Kemendag RI Tomi Setiawan, Kepala Bidang Perdangan DKUPP Kabupaten Probolinggo Mehdinsareza Wiriarsa, Pengelola Gudang SRG Prabowo, perwakilan Bank BJB Cabang Surabaya serta Kepala Desa Wonorejo Muhammad Hasin.
Bimtek SRG ini diikuti oleh 60 orang peserta terdiri dari petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani, koperasi dan pelaku usaha lainnya. Selama kegiatan mereka mendapatkan materi kebijakan dan implementasi SRG di Indonesia dari Bappebti, peran pengelola Gudang dalam SRG dari PT Cipta Usaha Agro Niaga selaku Pengelola Gudang SRG serta penyaluran pembiayaan untuk SRG dari Bank BJB Cabang Surabaya.
Kepala Bidang Perdagangan DKUPP Kabupaten Probolinggo Mehdinsareza Wiriarsa mengatakan Sistem Resi Gudang (SRG) yang ada di Kabupaten Probolinggo hingga saat ini ada 3 gudang yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo. Komoditas yang diterima adalah gabah, jagung dan kopi, termasuk beras.
“Tetapi ada juga gudang yang dimiliki oleh swasta tetapi tergabung dalam jaringan sistem resi gudang. Itu juga bisa menerima tembakau. Sekarang kita sedang memperjuangkan ke Bappebti, karena komoditas Kabupaten Probolinggo ini tembakau,” katanya.
Selain itu jelas Reza, ada SRG yang untuk cold storage untuk ikan walaupun lokasinya ada di Kota Probolinggo, tetapi itu tergabung dalam SRG yang dinaungi oleh Pemkab Probolinggo. “Fungsi SRG itu untuk petani adalah tunda jual sehingga petani tidak harus menjual dengan harga murah. Jadi petani bisa tunda jual sampai harganya naik,” jelasnya.
Menurut Reza, perkembangannya adalah untuk komoditas-komoditas yang menjadi andalan Kabupaten Probolinggo seperti beras, tembakau dan jagung. Sebenarnya kentang, hanya saja kentang ini karena sayuran maka membutuhkan penanganan Gudang-gudang cold storage dan bawang merah.
“Kami sedang mencari bawang merah, kalau ada cold storage itu juga bisa masuk komoditas SRG. SRG ini tidak hanya berfungsi untuk tunda jual saja tetapi juga untuk menjaga stabilitas harga,” tegasnya.
Ketua Tim Koordinasi Penyaluran Skema Subsidi Resi Gudang Bappebti-Kemendag RI Tomi Setiawan menyampaikan perkembangan SRG di Kabupaten Probolinggo saat ini menunjukkan tren yang positif. Artinya terus bertambah gudangnya dari gudang pemerintah yang awalnya dibangun ada 2 gudang sekarang sudah bertambah.
“Jadi banyak Gudang-gudang swasta yang masuk gudang menjadi SRG dan kita pun sekarang masih memesan satu gudang lagi. Ke depannya nanti sepertinya masih akan bertambah. Antusiasmenya positif dan dulu pernah menjadi salah satu contoh. Mudah-mudahan harapan kita bersama ke depan bisa menjadi contoh kembali,” ungkapnya.
Menurut Tomi, untuk transaksi harus lihat komoditasnya karena nilai resi gudang ini ada komoditas timah, ikan dan lain sebagainya. Kalau hanya melihat nilai transaksi mungkin Kabupaten Probolinggo bukan yang paling tinggi, karena nilai komoditasnya kalah dengan timah dan seterusnya.
“Tapi kalau dilihat dari sisi sebaran jenis komoditasnya, sebenarnya cukup variatif di wilayah Kabupaten Probolinggo, terutama Jawa Timur. Jadi tembakau, gabah, beras dan jagung. Pemanfaatannya kemitraan antara pengelola gudang dengan petaninya sudah cukup baik,” terangnya.
Tomi menjelaskan jawabannya sudah cukup bagus. Ujung dari resi gudang ini dari sisi pembiayaan bedanya resi gudang dengan tunda jual. Sebenarnya disimpan sendiri bisa, tetapi resi gudang selama simpan bisa dapat pembiayaan. Kalau melihat indikator dari nilai pembiayaan, pemasukan di Kabupaten Probolinggo cukup bagus.
“Tahun ini kemungkinan ada potensi masuk juga karena gudangnya terus bertambah dan ini masih menjelang pertengahan tahun sampai nanti akhir tahun, kadang-kadang komoditasnya ada tembakau, gabah maupun beras masih terus bertambah. Jangan-jangan di Kabupaten Probolinggo ada komoditas baru lagi yang akan bertambah,” tambahnya.
Sedangkan Pengelola Gudang SRG Alassumur Kulon Prabowo mengungkapkan hingga saat ini kemajuan SRG di wilayah Kabupaten Probolinggo sudah ada 6 gudang yang tersebar di Kabupaten Probolinggo.
“Keenam gudang ini tersebar diantaranya 1 gudang di Desa Wonorejo, 2 gudang di Desa Alassumur Kulon, 1 gudang di Kraksaan, 1 gudang di Jabung, 1 gudang di Desa Matekan Kecamatan Besuk untuk komoditas gabah beras dan 1 gudang tembakau di Desa Bucor,” katanya. .
Prabowo mengharapkan masyarakat, terutama kaum petani bisa lebih sejahtera. Karena saat panen raya petani tidak mempunyai kesempatan untuk menahan hasil panennya. “Dengan adanya SRG ini petani pun memiliki daya jual yang bagus. Artinya bisa menahan dulu hasil panennya sambil menunggu harga naik kemudian bisa menjualnya,” tutupnya. (*)
Pewarta : Sudarsono.