Probolinggo, BULETIN.CO.ID – Sebagai upaya untuk menindaklanjuti laporan penyakit ker-ker yang menyerang tanaman tembakau, Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo langsung turun ke Desa Kedungcaluk dan Desa Gebangan Kecamatan Krejengan untuk melakukan pemantauan tanaman tembakau, Senin (8/7/2024).
Pemantauan tanaman tembakau yang dilaporkan diserang penyakit ker-ker atau virus TMV ini dipimpin langsung oleh Plt Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi didampingi oleh PPL di Kecamatan Krejengan.
Dalam kesempatan tersebut, Susilo melihat dari dekat tanaman tembakau di lahan yang diserang oleh penyakit ker-ker. Sambil mengamati kondisi daun tembakau, ia pun berdialog dengan para petani tembakau setempat.
Selain mengamati tanaman tembakau, Susilo juga menyerahkan bantuan pupuk kepada petani tembakau melalui kelompok tani (poktan). Petani tembakau diberi bantuan pupuk ZA (Nitrogen) sebanyak 1 kwintal per 1 hektar areal tembakau sehinggal total bantuan yang diberikan sebanyak 150 ton ZA dan 150 ton NPK.
Plt Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi mengatakan penyakit kerker atau virus TMV yang ada di Kecamatan Krejengan banyak terjadi akibat pemilihan pembibitan yang kurang selektif.
“Kami dari Dinas Pertanian dan Petugas POPT sudah memperingatkan pada waktu sekolah lapang tahun lalu akan bahayanya pengggunaan bibit yang asal-asalan. Hanya saja petani kurang memperhatikan. Tidak ada langkah untuk penanganan virus ini, tembakau yang terserang harus dicabut agar tidak menular ke tanaman sehat,” katanya.
Susilo menerangkan secara umum tembakau masih bagus karena yang terserang hanya sebagian saja. Sebab sudah ada upaya dari petani untuk mencabut tanaman yang terserang dan menggantinya dengan yang baru. Petani tembakau penuh harapan karena diprediksi harga tembakau bagus seperti tahun lalu.
“Intinya itu penyakit ker-ker yang tidak sistemik, petani tidak perlu terlalu cemas. Apabila tanaman masih belum besar, maka bisa dicabut dan diganti dengan yang lain. Pemilihan benih dan bibit harus yang baik. Pemerintah Kabupaten Probolinggo sudah memberikan bantuan benih tembakau serta bantuan pupuk melalui kelompok-kelompok tani,” jelasnya.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan terang Susilo, memang ada penyakit ker-ker atau virus TMV tersebut di areal tembakau, namun hanya sebagian kecil dari areal tersebut. Estimasinya 2 hingga 3% dan petani secara umum menanggapi sangat wajar. “Yang penting harapan petani, setelah panen harga tembakau bagus setidaknya seperti tahun lalu,” tegasnya.
Untuk mengatasi serangan virus (ker-ker) atau TMV pada tanaman tembakau jelas Susilo, dalam satu tahun terakhir ini Diperta Kabupaten Probolinggo mengambil beberapa langkah pengendalian dengan rutin memantau lahan tembakau untuk mendeteksi gejala awal serangan virus. Deteksi dini memungkinkan tindakan cepat sebelum infeksi menyebar luas.
“Kami memastikan penggunaan benih tembakau yang bebas dari virus dan bersertifikat. Benih yang sehat dapat mengurangi risiko serangan virus. Kami melakukan rotasi tanaman dengan jenis tanaman lain yang tidak rentan terhadap virus untuk mengurangi populasi virus di tanah. Dinas Pertanian juga mengendalikan serangga vektor seperti kutu daun yang sering menjadi pembawa virus. Penggunaan insektisida yang tepat dapat membantu mengurangi populasi vektor,” terangnya.
Menurut Susilo, pihaknya melakukan sanitasi lahan dengan menghilangkan dan memusnahkan tanaman yang terinfeksi virus serta membersihkan alat-alat pertanian yang digunakan di lahan yang terinfeksi juga penting untuk mencegah penyebaran virus. Aplikasi pestisida dan fungisida yang tepat dan sesuai anjuran dapat membantu dalam mengurangi populasi vektor dan patogen penyebab penyakit.
“Kami memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada petani tentang gejala, penyebab dan cara pengendalian virus melalui Sekolah Lapang. Pengetahuan yang baik di tingkat petani sangat penting untuk keberhasilan pengendalian. Kami bekerja sama dengan lembaga penelitian dan universitas untuk mengembangkan varietas tembakau yang tahan terhadap virus serta metode pengendalian yang lebih efektif,” pungkasnya. (*)
Pewarta : Sudarsono.