Bondowoso, BULETIN.CO.ID – Kementerian Agama Kabupaten Bondowoso memberangkatkan Sebanyak 26 jemaah haji cadangan, Sabtu (17/06/2023) sekitar pukul 01.15 dini hari tadi.
Dari 26 jemaah haji tersebut, terdiri dari 14 orang laki-laki dan 12 orang perempuan dan lima orang jemaah haji lansia, dengan usia tertua 76 tahun atas nama Burakyat asal Desa Kupang.
M Ali Masyhur, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bondowoso, menjelaskan, 26 orang jamaah haji ini adalah jamaah cadangan yang berubah status menjadi cadangan berangkat.
“Mereka siap diberangkatkan kapan saja dan ikut kloter mana saja. Sisa cadangan kemarin, menjadi cadangan berangkat, setelah ada kepastian visa turun,” jelas dia.
Sementara mereka bergabung dengan kloter 69 terdiri dari jemaah asal Kabupaten Jember, Kabupaten Gresik dan Bondowoso.
Mereka dijadwalkan masuk asrama haji Sukolilo Surabaya pada hari ini sekitar pukul 10.00 WIB.
“Dan direncanakan akan take off pada hari ahad, 18 Juni 2023 pukul 04.55 WIB,” jelas dia.
Dia juga mengungkapkan, sebelumnya sebanyak 14 jemaah haji asal Bondowoso berangkat lebih awal pada Tanggal 9 Juni.
Terdiri dari delapan jemaah haji cadangan, dan enam orang dari kloter 57 yang visa dan paspornya turun lebih awal.
Mereka bergabung gabung dengan kloter 37. Yakni Tulungagung, Kabupaten Jember dan Sidoarjo.
Kemudian Tanggal 13 Juni sebanyak 713 jemaah haji asal Kabupaten Bondowoso kembali diberangkatkan.
Dari jumlah tersebut, 11 orang merupakan petugas haji. Yakni 6 orang petugas kloter dan 5 orang TPHD (Tim Pemandu Haji Daerah).
Mereka tergabung dalam kloter 57 dan kloter 58. Kloter 57 gabungan dengan daerah lain, sementara kloter 58 semuanya jemaah haji asal Bumi Ki Ronggo.
Dia juga mengungkan, sepertinya masih ada lagi susulan jemaah haji asal Bondowoso yang akan berangkat.
“Insyaallah sekitar 13 JCH. masih menunggu proses dan info lebih lanjut,” jelas dia.
Adapun jemaah haji yang berangkat beberapa waktu lalu, sudah tiba di tanah suci. “Mereka sudah beraktivitas semuanya,” imbuh dia.
Pihak Kemenag Bondowoso kata dia, tetap memantau jemaah walaupun via grup WhatsApp petugas. Baik yang tergabung di kloter 57 maupun kloter 58.
“Masing-masing kloter kita ada grup khusus petugas,” jelas pria yang juga Ketua MWCNU Kecamatan Maesan ini.(Nang)
