Bondowoso, BULETIN.CO.ID – Menggelar sederet even menarik yang terangkum dalam Kirab Budaya Nusantara. Fertival ini merupakan rangkaian acara Dies Natalis SMKN Sumberwringin ke 17 tahun yang dikemas dalam berbagai atraksi seni dan teatrikal dari berbagai budaya di tanah air.
Suasana meriah pun langsung terasa saat musik tradisional Daul membuka jalan dengan kemegahan dengan musik khas patrol dan tetabuhan tradisional. Mengusung musik khas daerah dengan lagu-lagu populer berbahasa Madura. Camat Sumberwringin dan Kepala Sekolah SMKN I Sumberwringin menyapa masyarakat dari atas panggung berjalan tersebut. Dilanjutkan dengan barisan ratusan pelajar yang memakai baju khas berbagai wilayah di tanah air. Pelajar SMK ini tak hanya bejalan menampilkan baju khas daerah, tapi juga melakukan beragam atraksi kesenian di tempat yang telah ditentukan panitia. Antusias masyarakat yang berjubel menyaksikan pagelaran tersebut menunjukkan bahwa seni dan budaya nusantara sangat dinikmati dan dibanggakan.
Berbagai defile tampil dengan baju dan atribut khas daerah masing-masing. Ada tari kecak dari Bali yang mengusung teatrikal Rama dan Shinta, reog khas Ponorogo, tari Saman dari Aceh, tari Jaipong dan silat Pasundan dari budaya Sunda, tarian Kalimantan, tarian Cublak Suweng dari Jawa Tengah, dari Nusa Tenggara Timur, Tonduk Majeng dari Madura dan berbagai atraksti budaya lainnya.
Seperti yang diungkapkan para siswa dan siswi mengaku sangat senang bisa menjadi peserta karnaval.
“Senang sekali bisa ikut karnaval ini karena bisa melihat betapa berwarnanya Indonesia. Mulai pakaian adatnya, kuliner, kesenian, hingga tradisinya. Makanya, kami sangat bersemangat untuk latihan sebulanan ini. Apalagi orang tua sangat mendukung, walaupun biaya yang dikeluarkan tidak sedikit buat sewa sound, kostum dan make up”
Festival Kirab budaya yang diusung dengan tema Raung Carnival Skaneber (RCS) ini diikuti sebanyak 400 pelajar dan guru serta alumni dari SMKN I Sumberwringin. Kegiatan ini juga didukung oleh berbagai lapisan masyaratat seperti Komite Sekolah, Camat, Kapolsek, Danramil serta para kepala desa yang juga kompak dalam memeriahkan kegiatan ini.
Karnaval yang dilepas dari perbatasan kecamatan Sumberwringin ini menuju finish di halaman sekolah SMKN I Sumberwringin. Perjalanan sekitar 5 km yang semuanya ditempuh dengan berjalan kaki tidak menyurutkan semangat siswa untuk menari di sepanjang jalan. Apalagi melihat masyarakat yang begitu antusias dan memberikan apresiasi terhadap tampilan mereka.
Ketua penyelenggara karnaval Evy Yulistiowati Pramono, S.Pd. mengatakan, karnaval kebangsaan adalah agenda rutin yang akan digelar sebagai salah satu project penguatan Profil Pelajar Pancasila. Sebuah program baru yang harus dilakukan oleh sekolah dalam rangkat melaksanakan Kurikulum Merdeka Belajar. Dimana seluruh siswa harus dilibatkan dalam kegiatan proyek atau kegiatan bersama. Dalam hal ini mengambil tema Pengenalan budaya Indonesia dalam Bhineka Tunggal Ika. Yang pada akhirnya selain pengenalan pada Budaya Nusantara, kegiatan ini juga melatih siswa untuk kreatif, aktif, bekerja sama dan bergotong royong dalam menyelesaikan tugas, dalam hal ini dari mulai persiapan, latihan untuk karnaval. Ciri-ciri sikap tersebut merupakan beberapa sikap mulia yang harus dimiliki dalam profil pelajar Pancasila.
“Melalui karnaval kebangsaan ini kita tampilkan Indonesia dalam bentuk miniatur. Melihat kebudayaan dan kesenian Nusantara menumbuhkan cinta dan persatuan yang kokoh antar anak bangsa. Agar tidak mudah bercerai-berai dan digeser oleh budaya asing yang tidak sesuai dengan Pancasila. Karena keterbatasan waktu kami belum bisa menampilkan defile budaya secara lengkap. Insya Allah dalam kegiatan berikutnya akan diwujudkan. Acara ini terselenggara karena dukungan yang sangat maksimal dari semua pihak, terutama semangat anak-anak dan wali murid. Support dari alumni juga sangat memberikan semangat untuk memberikan persembahan karnaval yang maksimal buat masyarakat sekitar. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya bagi semua pihak yang sudah membantu, baik secara langung maupun tidak langsung”
“Kami harap karnaval tematik dengan tema Bhineka tunggal ika semacam ini bisa diterapkan juga sampai ke tingkat desa. Sehingga semangat menjaga kebhinekaan ini bisa ditumbuhkan sejak dini, misalkan dimulai dari pengenalan lagu-lagu daerah, baju dan adat-adat dari seluruh nusantara, ” imbuh Evy.
Pewarta : Rds