Pemerintahan

Ketersediaan Beras di Kabupaten Malang, DTPHP: Dinyatakan Masih Aman

×

Ketersediaan Beras di Kabupaten Malang, DTPHP: Dinyatakan Masih Aman

Sebarkan artikel ini

Malang, BULETIN.CO.ID – Maraknya pemberitaan tentang pengurangan lahan sawah yang ada saat ini, Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang angkat bicara untuk menanggapi permasalahan tersebut.

Tingkat produktivitas padi pada tahun 2023, dari hasil laporan Kerangka Sampel Area (KSK) dan juga Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang, tercatat para petani menghasilkan jumlah panen padi sebesar 6,36 ton / Ha.

Dari hasil jumlah tersebut, relatif lebih tinggi di banding jumlah rata-rata yang ada di Daerah Jawa Timur. Yang notabene terdapat di angka 5,63 ton/ Ha. Walupun jumlah angka yang sudah di dapatkan oleh pemerintah Kabupaten Malang lebih unggul, namun menurut kepala DTPHP, masih perlu dilakukan upaya-upaya intensifikasi, agar provitas padi yang berada di Kabupaten Malang bisa meningkat.

BACA JUGA :
PLN NP Melalui BPBD Malang Salurkan Air Bersih Untuk Warga Terdampak Kekeringan

Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Ir. Avicenna M. Saniputra , M.T, M.H mengungkapkan, varietas padi yang banyak di tanam pada Daerah Kabupaten Malang, yaitu Inpari 3,2, ciherang dan cibogo, dari luas lahan tanam padi yang sudah berkembang di Kabupaten Malang, sesuai dengan hasil Update LBS 2023, oleh ATR BPN luas baku sawah pada Kabupaten Malang seluas 37.398 / Ha.

” Produktivitas tanaman padi yang ada di Kabupaten, paling banyak di tanam adalah jenis padi Inpari, ciherang dan cibogo dan itu sudah berkembang di luas lahan sawah sebesar 37,398 /Ha, jelas Avi, pada Selasa (30/7/2024).

BACA JUGA :
Bupati Malang Berharap Dekranasda Bisa Memajukan Produk UMKM

Dari target produksi Padi, Lanjut Avi, tahun 2024 beliau menyampaikan target produksi padi di Kabupaten Malang pada tahun ini sebesar 411.543 ton. Yang sudah di tanami padi pada mulai bulan Januari – Mei 2024 di luas lahan sebesar 36.104 Ha.

Avi mengungkapkan dari segi kendala petani, dalam meningkatkan produktifitas padi. Ada beberapa kendala, yang pertama perubahan iklim (Elnino) yang mempengaruhi ketersediaan air, selama masa vegetatif padi. Elnino juga berdampak, dalam mundurnya jadwal tanam padi.

Untuk kendala lain, dari alokasi pupuk bersubsidi, yang masih belum memenuhi kebutuhan untuk para petani, sehingga proses pemupukan menjadi tidak optimal.

” Banyak kendala yang di hadapi para petani, mulai dari musim panca roba, petani kekurangan ketersediaan air, hingga mundurnya jadwal nya panen, di tambah lagi kebutuhan pupuk bersubsidi yang masih belum bisa memenuhi kebutuhan para petani” lanjutnya.

BACA JUGA :
Debat Akhir Pilbup Malang, Dua Pasangan Calon Saling Serang Pertanyaan

” Terbatasnya sarana dan prasarana mekanisme pengolahan lahan percepatan tanam” imbuhnya.

Harapnya ” perlu kesamaan persepsi stakeholder bahwa sektor pertanian merupakan investasi untuk masa depan, jadi perlu di perjuangkan bersama, dan tidak semata-mata mudah tergeser akan bidang investasi ekonomi lainya” tutupnya.

Dalam pemenuhan kebutuhan beras di Kabupaten Malang, menurut pihaknya masih surplus dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di Kabupaten Malang.

**) IIkuti berita terbaru BULETIN.CO.ID di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.