Bondowoso, BULETIN.CO.ID – Di hadapan puluhan masyayikh dari berbagai wilayah kabupaten Bondowoso, bakal pasangan calon (Bapaslon) Bambang Soekwanto dan Gus Moh Baqir (Bagus) menandatangani kontrak politik keummatan, di Kediaman Penasehat tim pemenangan, KH Muhammad Hasan Abdul Mu’is, Koncer, Kecamatan Bondowoso, Sabtu (8/9/2024).
Penandatangan kontrak tersebut disaksikan langsung oleh KH Afiffudin Muhadjir, dari Ponpes Salafiyah Sa’fiiyah, Sukorejo, Situbondo dan disaksikan oleh masyayikh lainnya.
Pantauan di lapangan, Bapaslon Bagus menandatangani kontrak politik yang berisi enam komitmen pembangunan untuk Bondowoso.
Tiga komitmen di antaranya yakni komitmen untuk melaksanakan penecanaan pembangunan Kabupaten Bondowoso yang berkeadilan; berpihak kepada kepentingan umum masyarakat Bondowoso bukan kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan.
Kemudian, ada pula penekanan komitmen agar mengembangkan kekhasan Bondowoso termasuk Bondowoso Republik Kopi (BRK), Bondowoso kota Tape, hingga pengembangan Ijen Geopark.
Sementara itu, dari sisi peningkatan kesejahteraan juga ada perhatian penting untuk berkomitmen memperhatikan dan meningkatkan honor guru ngaji, guru TK/PAUD, tenaga kesehatan, Bosda Madin, kemakmuran masjid, majelis sholawat, hingga kesejahteraan guru dan tenaga honorer.
Usai penandatangan kontrak politik keummatan ini, KH Afiffudin mengatakan, dirinya memilih Bapaslon Bagus karena sudah tahu mereka orang baik dan bisa bekerja.
Karena syarat pemimpin ada dua. Yakni, tahu tugas-tugas yang harus dilakukan, dan melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang dia tahu.
“Karena kadang-kadang orang itu tahu, tapi tidak melaksanakan sebagaimana yang dia tahu,” ujarnya.
Sementara, kata KH Afiffudin Muhadjir, Gus Baqir adalah anak muda yang diharapkan bisa belajar dalam waktu yang tidak lama memahami tugasnya sebagai wakil bupati.
“Jadi politik kita bukan politik yang menghalalkan segala cara,” pesannya singkat.
Menurut Ketua Tim Pemenangan Bagus, Imam Thahir, pasangan Bagus ini adalah pasangan nasionalis dan agamis yang bersatu padu untuk membangun Bondowoso.
Pasangan nasionalis dan agamis ini dinilainya sebagai pasangan ideal. Karena, agama tanpa nasionalis maka akan pincang. Dan nasionalis tanpa agama pun bisa buta.
“Karena itu ini pasangan yang edial,” ujarnya
Di lain sisi, melihat backgroud rekam jejak Bambang Soekwanto sebagai birokrat dari PNS biasa, camat, hingga berada di titik sebagai Pj Bupati Bondowoso. Dan melihat Gus Baqir yang juga merupakan perwakilan tokoh agamis.
Maka dalam hal melakukan pembangunan di Bondowoso ke duanya diibaratkan sebagai mesin dan rem. Bambang Soekwanto adalah mesinnya, dan Gus Moh Baqir adalah remnya.
“Mesin tanpa rem bisa bablas, rem tanpa mesin tak akan berfungsi,” ungkap pria yang juga Wakil Ketua Dewan Pakar DPW PPP Provinsi Jatim itu.
Bambang Soekwanto, dalam sambutannya mengatakan,
Pada intinya pihaknya melepas Bapaslon Bagus dengan tanggung jawab yang dituangkan dalam kontrak keummatan itu.
“Dan bila sepakat menyetujui terhadap poin-point yang ada itu. InsyAllah para Masyayikh ini mengantaskan Bagus ke Bondowoso satu,” ujarnya.
Ia menerangkan, enam poin ini merupkan hasail diskusi dan usulan dari berbagai lapisan , para masyayikh, termasuk para pengelola pendidikan agama.
Termasuk, partai yang lain sudah memahami. Karena itu juga akumulasi kemauan partai-partai lain. Seperti contohnya, spesifik sosial ekonomi.
“Artinya komitmen ini mampu. Ditransfer menjadi visi dan misi. Sekaligus bisa dilaksanakan dalam pemerintahan lima tahun ke depan jika Allah menghendaki terpelih,” tuturnya.
Sementara itu, bakal calon wakil bupati, Gus Moh Baqir, menambahkan, kontra politik ini adalah guidence Bapaslon Bagus untuk membangun Bondowoso menjadi lebih maju.
Lebih-lebih dirinya sendiri, kata Gus Baqir, yang juga berangkat dari latar belakang Ponpes. Sehingga, diharapkan mampu menjadi rem terhadap perkembangan yang kiranya nanti keluar dari poin-poun syariah.
“Tentang bagaimana membangun Bondowoso lebih maju ke depan,” pungkasnya.(Nang)