Baubau, BULETIN.CO.ID – Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci yang mengangkut 37 orang Laskar Muhibah Budaya Jalur Rempah Nusantara telah betolak dari Kota Baubau menuju ke pelabuhan selanjutnya di Maluku Utara (Mulut) Kota Ternate.
Pelayaran tersebut dilepas langsung Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse pada Jumat (10/06/2022) kemarin pagi.
Ia berharap dengan adanya kegiatan Muhibah Jalur Rempah Nusantara selama 3 hari di Kota Baubau dapat mengangkat potensi daerah dan membangkitkan semangat kemaritiman bagi generasi muda.
“Kami berharap dengan kegiatan ini potensi daerah kita bisa terangkat dan kami juga berharap dengan kunjungan para laskar dan KRI Dewaruci di Baubau ini bisa membuka semangat kemaritiman anak-anak kami diingatkan kembali bahwa jiwa kemaritiman itu tertanam dalam sanubarinya karena mereka adalah potensi masa depan Indonesia,” harapnya.
“Kita akan memuliakan masa lalu untuk kejayaan masa depan,” tambahnya.
Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, melalui Pamong Budaya Ahli Utama, Dr Siswanto mengungkapkan jalur rempah yang menjadi jaringan perdagangan yang terbesar di dunia ini meciptakan simpul-simpul ke Indonesiaan diantararanya yang ada di wilayah nusantara ini yang menjadikan Indonesia menjadi wilayah yang strategis dari dalam perdagangan dunia.
Program jalur rempah dipilih untuk menegaskan ketersambungan daerah-daerah di Indonesia dan konektifitas historis Indonesia dengan daerah-daerah lain.
“Ini yang kita catat atau kita tekankan pada muhibah ini, kemudian jalur rempah dilihat sebagai koridor untuk menghidupkan kembali bahkan menggiatkan interaksi antar budaya, tidak hanya lintas perdagangan komoditas tetapi juga tetapi juga pengembang diplomasi budaya Indonesia secara sistematif, masif dan keharusan bersinergi lintas kementerian, lembaga dan daerah,” ungkapnya.
Ia juga berharap Muhibah Jalur Rempah ini dapat berkelanjutan dan menjadi tempat pertemuan pelaku budaya lintas daerah.
“Program pelayaran Muhibah Jalur Rempah ini diharapkan berlangsung secara berkelanjutan dan sebagai wadah tempat pertemuan pelaku budaya lintas daerah serta sebagai sarana diplomasi dan kampanye sebagai pengikat spirit kejayaan rempah serta mengantarkan jalur rempah sebagai warisan dunia yang diakui Unesco,” tutupnya. (FRZ)