Rembang, BULETIN.CO.ID – Alat transportasi tradisional semakin tergerus seiring dengan kemajuan zaman. Namun, di sudut jalanan di depan SD Sukoharjo, Rembang, masih ada tukang becak dan penumpang setianya.
Salah satu tukang becak tersebut adalah Ahmad Roy Yulianto (35). Pria yang akrab disapa Roy asal Desa Pandean, RT 03, RW 03, Rembang, Jawa Tengah, itu biasa mangkal di depan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukoharjo. Dia sudah menjadi tukang becak sejak tahun 2024.
Roy bercerita saat ini profesi tukang becak sepi peminat. Kebanyakan tukang becak yang ada sudah berumur di atas 40 tahun, apalagi dia menghidupi istri dan kedua anaknya yang berusia 12 tahun Sekola Dasar kelas 5, dan satunya berusia 5 tahun belum sekolah.
“Kalau yang muda sudah jarang paling satu – dua orang saja,” kata Roy saat berbincang dengan wartawan Buletin.co.id di atas becaknya, Kamis (8/5/2025).
Menurutnya, hal ini terjadi karena mereka yang muda-muda lebih memilih bekerja dipabrik atau menjadi ojek online. Roy hingga saat ini belum terpikir untuk beralih profesi. Dia masih akan setiap kepada becak tercintanya MDC.
“Jalani saja dulu, kalau memang sudah tidak mungkin lagi nanti, ya, baru berhenti,” ucapnya.
Alasan lain mengapa dia tidak ingin berhenti adalah karena tuntutan hidup. Pria yang punya dua anak ini mengaku, selain harus menghidupi keluarganya, dia juga harus membayar barang cicilan. Roy tetap bersyukur meski penghasilannya minim.
“Sehari biasanya Rp 20 ribu – Rp 50 ribu, itu tergantung pas ramai tidaknya kalau ada penumpang.Kebutuhan keluarga yang semakin meningkat kadang dia bersedih memikirkan biaya hidup yang semakin tinggi. Kadang juga ada yang kasih tambah uang ,” katanya.
Menurut Roy, di depan mangkalnya (SDN Sukoharjo) masih ada warga yang memakai jasanya untuk mengangkut barang seperti bambu, jajanan dll, kadang penumpang yang baru turun dari bus.
Becak yang digunakan Roy milik sendiri, bukan menyewa. Menurutnya untuk menyewa becak biasanya Rp 8000 perhari. Kadang sehari tidak dapat penumpang, kasihan yang lain,” terangnya.
Roy berharap agar Bapak Bupati Harno memperhatikan dan memikirkan profesi tukang becak di Rembang yang mengenaskan ini. Agar mereka juga bisa hidup layak seperti Kepala keluarga yang menghidupi keluarganya seperti keluarga lainnya.