Scroll untuk baca artikel
PeristiwaBerita

Oknum Polisi Di Bondowoso Ancam Wartawan Saat Mengambil Gambar Proses Evakuasi Jenazah Survivor Yang Terjatuh Di Gunung Saeng

×

Oknum Polisi Di Bondowoso Ancam Wartawan Saat Mengambil Gambar Proses Evakuasi Jenazah Survivor Yang Terjatuh Di Gunung Saeng

Sebarkan artikel ini
Oknum Polisi yang mengancam sejumlah wartawan saat meliput proses evakuasi jenazah survivor yang terjatuh di gunung saeng
Oknum Polisi yang mengancam sejumlah wartawan saat meliput proses evakuasi jenazah survivor yang terjatuh di gunung saeng

Bondowoso, BULETIN.CO.ID – Evakuasi jenazah pendaki yang jatuh di Gunung Saeng, di Desa Sumberwaru, Kecamatan Binakal, Bondowoso diwarnai dengan aksi arogansi oknum Polisi.

Sejumlah wartawan dilarang mengambil gambar dan video hingga nyaris dipukul tongkat oleh oknum Polisi.

Menurut Ichuk S Widarsa, wartawan Detik.com, dirinya sudah menunggu di sekitaran hutan dekat Ponkesdes Binakal.

Namun, saat rombongan evakuasi jenazah datang, oknum polisi yang membawa tongkat membentak wartawan dan melarang mengambil foto juga video. Bahkan, mengancam wartawan menggunakan tongkat.

BACA JUGA :
Wakili Bondowoso, Kades Penambangan Raih Penghargaan Kategori Kepala Desa Berprestasi di Universitas Jember

Hal ini juga dialami oleh wartawan lainnya yang juga meliput proses evakuasi ini.

“Tadi saya juga melihat orang Basarnas, sempat didorong oleh oknum Polisi tersebut sampai jatuh,” jelasnya.

Ia mengaku kecewa karena ini bentuk menghalang-halangi kerja wartawan. Sangat ironis juga, bertepatan dengan hari kebebasan pers internasional justru ada sikap arogansi oknum polisi tersebut.

BACA JUGA :
Antisipasi Penyalahgunaan Anggaran, Diknas Gandeng Kejari Bondowoso Gelar Penyuluhan Hukum Sekolah Anti Korupsi

Senada disampaikan oleh, Ilham Wahyudi, wartawan Radar Ijen, Jawa Pos.

Dirinya dilarang keras saat telah bersiap mengambil gambar. Padahal posisi teman-teman wartawan semuanya tidak di tengah jalur evakuasi. Namun di pinggir kanan-kiri jalan dengan jarak sekitar 5 meter dari jalur evakuasi.

“Saya tadi sudah stand by bersama teman wartawan Antara, Memo, Suara Jatim Pos, dan teman TV lainnya. Terus dibentak-bentak, tak boleh ambil gambar,” jelasnya.

BACA JUGA :
Kejaksaan Negeri Bondowoso Musnahkan Puluhan Ribu Rokok Cukai Ilegal

“Tadi mereka bilang, kami tak urus media. Tak pentung kamu, jika memaksa,” katanya sembari menirukan arogansi oknum polisi tersebut.

Yono, Pemimpin Redaksi FTV mengaku didorong saat akan mengambil video. Dirinya mengutuk keras perbuatan arogansi ini.

“Ini menghalangi kerja wartawan,” pungkasnya.(Nang)

**) IIkuti berita terbaru BULETIN.CO.ID di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.