Pamekasan, BULETIN.CO.ID – Direktur RSUD Smart Pamekasan, dr. Raden Budi Santoso menanggapi atas keluhan diduga pelayanan kurang memuaskan yang diutarakan oleh pasien berinisial E asal warga Galis yang tangannya terkena gerinda.
E datang ke RSUD Smart Pamekasan pada Sabtu (03/05/2025) lalu datang bersama keluarganya untuk mendapatkan penanganan serius usai tangannya terkena mesin pemotong gerinda dengan rujukan dari Puskesmas Pademawu, Pamekasan.
Namun setibanya di RSUD E tidak dilayani oleh dokter melainkan hanya ditangani oleh perawat dengan menjahit bagian yang terkena luka.
“Usai dijahit, perawatnya mengatakan harus dirujuk ke RSUD Sampang. Loh ini kok sudah dijahit sendiri tanpa penanganan dokter moro-moro bilang langsung dirujuk,” tutur Umam kerabat pasien yang mengantarkan.
“Kalau memang harus dirujuk kenapa tidak disampaikan sejak awal, dan yang membuat saya emosi kenapa di rumah sakit yang katanya pelayanannya bagus kok tidak ada dokternya sama sekali, apa karena kami menggunakan jalur BPJS?,” imbuhnya dengan nada sedikit kesal.
Menanggapi hal tersebut, Direktur RSUD Smart Pamekasan, dr. Raden Budi Santoso berdalih bahwa apa yang dilakukan oleh perawat tersebut sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Menurut info, Pasien tersebut perlu tindakan operasi segera, tapi dokter ahlinya sedang ada symposium di luar Pamekasan, Pak,” jelasnya melalui pesan WhatsApp. Senin (19/05/2025).
Budi juga menambahkan, terkait perawat yang menjahit sendiri terhadap E dan usai dijahit baru mengatakan bahwa penanganannya di RSUD Smart Pamekasan tidak bisa dan harus dirujuk ke RSUD Sampang karena dokter ahlinya tidak ada sudah sesuai SOP.
“Pasien tersebut memang dijahit, dan jahitan itu namanya “jahitan situasi” yg sifatnya sementara, ini sudah SOP, karena untuk melindungi luka terbuka tersebut dari infeksi, menjahit luka seperti ini justru menguntungkan dan mengamankan luka pasien,” imbuhnya melanjutkan.
“Dokter pengganti dengan keahlian tertentu (sering kali cuma 1 orang dalam 1 kabupaten), dengan regulasi ketat tentang SIP dan Kewenangannya, untuk menangani kasus yg mungkin jarang terjadi, tentu tidak mudah menyiapkan dalam waktu singkat,” tambahnya.
“Lebih mudah, lebih aman dan lebih menguntungkan bagi pasien untuk dirujuk ke rumah sakit terdekat demi keselamatan pasien itu sendiri, dari pada harus menunggu lebih lama,” tutupnya.
Atas tindakan perawat tersebut, kerabat pasien sangat menyangkan karena tidak langsung dirujuk ke RSUD Sampang dan tidak disampaikan dari awal jika dokter ahlinya sedang tidak ada.
“Kalau memang harus dirujuk kenapa tidak disampaikan dari awal, sudah menunggu lama dikira dijahit selesai, eh setelah selesai dijahit baru bilang kalau harus dirujuk dan dokternya tidak ada, jadi sakit dua kali ini (pasien),” kesal Umam yang saat itu turut mengantarkan ke RSUD Smart Pamekasan.