Kota Probolinggo , BULETIN.CO.ID– Penjabat Wali Kota Probolinggo Nurkholis hadir menyaksikan prosesi pelantikan pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU), di halaman Klinik NU Kecamatan Kedopok. Kegiatan itu diawali dengan istigasah lalu santunan bagi anak yatim dan kaum dhuafa, sejumlah 100 orang.
Agenda yang digelar Sabtu malam (11/5) ini diikuti oleh sejumlah kyai dan tokoh NU, diantaranya, Pj Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz alias Gus Kikin, Suriah PBNU KH M. Tajul Mafakhir (Gus Tajul), Kyai Muhtarom, KH Bisrin Ali, Ketua PCNU Kota Probolinggo H. Samsur, serta para ulama di kota.
Dalam sambutannya, Nurkholis mengapresiasi kehadiran Gus Kikin dalam acara tersebut. “Selamat datang di Kota Probolinggo Gus Kikin, ini untuk ke sekian kalinya membersamai, mohon bimbingannya. Saya ucapkan selamat bagi pengurus yang dilantik malam ini, semoga bisa mengemban amanah dan lebih baik lagi,” ujarnya.
Nurkholis juga menitip pesan agar turut mendukung suksesnya pesta demokrasi pilkada, November mendatang. Apalagi para pengurus MWC NU bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Surat Keputusan Pengurus MWC masa bakti 2024 – 2029 dibacakan oleh Sekretaris PCNU M. Ilyas Rolis, nama masing-masing MWC NU berjumlah 100 orang. Meliputi mutasyar, a’wan, suriah dan tanfidziyah. Prosesi pelantikan dipimpin oleh Kyai Muhtarom selaku khatib Syuriah PCNU Kota Probolinggo. Ditandai dengan bai’at ikrar setia berjuang untuk NU.
Selanjutnya, Gus Kikin, cicit pendiri NU KH Hasyim Asy’ari memberikan petuah kepada para pengurus yang dilantik serta ratusan warga nahdliyin yang hadir.
“Kesempatan bagi saya di majelis yang mulia ini sekaligus halalbihalal mohon maaf lahir batin. Saya sampaikan kepada pengurus MWC yang baru dilantik, Selamat berkhidmat di NU. Karena berkhidmat di NU itu susah menilainya. Jika seorang pejabat atau pegawai negeri dilantik itu ada gajinya. Namun menjadi pengurus MWC ini, berjuang dengan ikhlas mengharap ridho Allah SWT,” pesannya.
Menurutnya, patut disyukuri keberadaan pengurus NU ini meski tanpa digaji, masih banyak yang bersedia. Apalagi MWC NU merupakan garda terdepan organisasi, seperti ranting, anak ranting yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Ia juga menyebut warisan yang sangat berharga itu bukan materi seperti harta, rumah mewah, mobil atau yang lainnya. Karena semuanya ada batasan waktu bisa habis. Tetapi warisan yang diteruskan ke anak cucu dan penerus bangsa yang bermanfaat yaitu ilmu.
“Hatinya orang NU itu saat berkumpul menjadi satu, jika pengurus bawah kompak, rukun, guyub maka bangsa ini menjadi kuat. Jika di tingkat elit ada perbedaan, tidak akan berlangsung lama bakal rukun kembali,” pungkasnya.
Acara malam itu pun ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH Bisrin Ali. (*)
Pewarta : Sudarsono.