Rembang, BULETIN.CO.ID – Cahyo Nur Wulan atau yang populer disebut Nur Cahyo adalah seniman ketoprak yang cukup dikenal se-Karesidenan Pati khususnya Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Dia Lahir di Rembang, 3 April 1974, Nur Cahyo datang dari keluarga seniman. Ketertarikannya pada dunia seni ketoprak karena panggilan jiwa.
Saat ditemui di kediamannya di Desa Jeruk, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada Rabu (21/5/2025), Nur Cahyo bercerita bahwa pada tahun 1994, pertunjukan ketoprak sedang ramai digelar di desanya. Waktu itu, dia ikut Club ketoprak Desa Banggi Petak dengan nama “Rukun Budi Utomo” Melihat hal tersebut, Nur Cahyo pun tergerak hatinya untuk ikut bergabung.
Guna menambah wawasan tentang dunia yang baru saja dimasukinya itu, Nur Cahyo sering mengunjungi pertunjukan ketoprak bahkan sampai keluar dari desanya hanya untuk melihat para seniman ketoprak menunjukkan keaktorannya.
Didorong oleh minatnya yang besar, pada tahun1998, Nur Cahyo bergabung dengan grup ketoprak Bangun Budoyo dari Pati pimpinan Tasimin.
Setelah tujuh tahun kemudian tepatnya di tahun 2008 dia bergabung dengan grup ketoprak Kunyik Pati dengan pimpinan Markonyik (pelawak). “Pertunjukan pun selalu ramai dipadati penonton,” kenangnya.
Pada tahun 2012, dia ikut ketoprak Wahyu Manggolo Pati. Nur Cahyo aktif di Wahyu Manggolo lebih kurang sepuluh tahun. Setelah itu Tahun 2021, dia pindah grup ketoprak Wahyu Budoyo hingga sekarang (2025)
Dunia ketoprak telah membawanya pernah memerankan berbagai macam karakter dan tokoh, salah satu peran paling berkesan yang pernah dilakoninya ketika sekitar tahun 2017 dirinya memerankan tokoh utama dalam lakon Raden Wiratmoyo dalam lakon Sri Huning Mustika Tuban
bersama grup ketoprak Wahyu Manggolo dan Wahyu Budoyo
Nur Cahyo pun memahami bahwa tidak selamanya hidup hanya untuk mencari materi. Seni ketoprak baginya bukan hanya kesenian yang pernah memberinya kesejahteraan. Namun, dia merasa punya tanggung jawab untuk melestarikan ketoprak di Rembang.
“Tantangan itu tentu sangat besar mengingat masyarakat saat ini begitu menghamba pada tayangan Youtube kadang kurang kurang mendidik. Oleh karena itu, menjadi seniman ketoprak guna menyiapkan jalan idealisme sebagai tontonan yang menghibur sekaligus mendidik,” pungkasnya. (Read One)