Pamekasan, BULETIN.CO.ID – Wakil Bupati (Wabup) Pamekasan, Fattah Jasin mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerahnya saat acara penerimaan sekaligus pelepasan mahasiswa kuliah kernyata nyata (KKN) universitas negeri Surabaya (UNS) di Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Jum’at (28/7/2023).
Diakuinya, mahasiswa itu memiliki modal besar dalam mengembangkan potensi desa melalui teori yang telah dipelajari di bangku kuliah. Maka dari itu, selama masa KKN merupakan waktu yang tepat untuk menerapkan teori itu sebelum akhirnya benar-benar lepas dari dunia kampus.
“Tadi pak warek menyampaikan bahwa KKN ini akan fokus kepada ekonomi, bisnis, termasuk pula kesehatan. Kalau kesejahteraan diukur dengan ekonomi, maka Pamekasan ini bandingannya sudah bukan di Madura,” katanya saat memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Dia menyampaikan, perputaran ekonomi di Pamekasan jauh lebih tinggi dari tiga kabupaten lainnya di Madura. Apalagi menjelang masa panen tembakau yang diprediksi perputaran uang mencapai Rp 10 triliun, karena jumlah petani tembakau juga terbanyak di Pamekasan.
“Bayangkan gudang-gudang besar ada di Pamekasan yang saat ini sudah mulai bergerak, dan Jawa Timur pemasok tembakau ke nasional sebanyak 60 persen dan 50 persennya itu dari Madura, paling besar Pamekasan,” terangnya.
Mantan Kepala Bappeda Jawa Timur ini berharap mahasiswa mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, utamanya petani yang menjadi sektor terbesar potensi ekonomi tersebut. Sehingga, petani diharapkan juga menjadi pengusaha dari hasil pertaniannya itu.
“Makanya teori selama 6 atau tujuh semester ini, seperti apa potensi sumber daya petani kita ini, karena petani selama ini selalu ada di pihak yang lemah. Kalau di Jepang itu petaninya entreprenuer, kalau di kita petaninya penggarap” tandasnya.
Pria yang akrab disapa Gus Acing ini juga meminta mahasiswa memperkuat sumber daya petani agar tidak selalu menjadi objek dari hasil pertaniannya, tetapi mampu mengintervensi pemodal. Seperti mendirikan koperasi petani atau terobosan lainnya yang bisa mendorong kesejahteraan petani.
“Supaya pemodal itu tidak langsung berhadapan dengan petaninya, tetapi dengan lembaga atau kelompoknya. Karena pemerintah itu tidak bisa mempengarungi harga, harga itu diciptakan oleh pasar, suply demind, tidak bisa pemerintah siapapun kecuali sembako,” pungkasnya.(WN)