Bondowoso, BULETIN.CO.ID – Dugaan pungutan liar (pungli) berkedok sumbangan kembali mencuat di SMA Negeri 1 Tenggarang Bondowoso. Komite sekolah diduga mematok sumbangan sebesar Rp2.135.000 per siswa untuk keperluan pengembangan kurikulum dan kegiatan kesiswaan.
Menurut narasumber BULETIN.CO.ID yang enggan disebut namanya, dugaan pungli tersebut bermula dari rapat antara pihak komite sekolah dan wali murid pada Sabtu, 8 November 2025.
“Itu ada undangan dari komite sekolah SMA Negeri 1 Tenggarang dalam acara Koordinasi Pengurus Komite SMAN 1 Tenggarang dengan Orang Tua/Wali Murid serta Sosialisasi Program Sekolah dan Informasi Pendidikan Tahun Pelajaran 2025/2026,” ujarnya.
Dalam rapat tersebut, lanjut narasumber, komite menyampaikan sejumlah kebutuhan pembiayaan, salah satunya untuk pengembangan kurikulum dan kegiatan kesiswaan.
“Pengembangan Kurikulum dan Kegiatan Kesiswaan itu membutuhkan anggaran sebesar Rp674.660.000, jadi per siswa dimintai sumbangan Rp2.135.000, dengan jumlah siswa kelas 11 sebanyak 316 orang,” jelasnya.
Narasumber menegaskan bahwa pungutan berkedok sumbangan tersebut berpotensi melanggar aturan yang secara tegas melarang sekolah negeri melakukan pungutan dalam bentuk apa pun, mengingat SMAN 1 Tenggarang telah menerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“SMAN 1 Tenggarang Bondowoso adalah sekolah negeri dan sudah mendapat dana BOS,” tambahnya.
Sementara itu, pihak Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Bondowoso, melalui salah satu kasi, Budi Santoso, mengaku baru mengetahui adanya dugaan pungli tersebut.
“Maksih infonya, Mas Bro… saya baru tahu hal itu,” ujarnya singkat saat dikonfirmasi.
Hingga berita ini ditayangkan, Kepala SMAN 1 Tenggarang belum memberikan tanggapan meski telah dihubungi melalui pesan WhatsApp.(Nang)
