Situbondo, BULETIN.CO.ID – Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Pemukiman (DPUPP) Kabupaten Situbondo kembali memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2025 untuk memperkuat infrastruktur dasar di berbagai kecamatan. Total anggaran sebesar Rp13,5 miliar digelontorkan khusus untuk memperbaiki sejumlah ruas jalan penting yang berfungsi sebagai jalur mobilitas masyarakat dan distribusi ekonomi daerah.
Plt Kepala DPUPP Situbondo, Abdul Kadir Jailani, menjelaskan bahwa pemanfaatan dana DBHCHT tahun ini difokuskan pada peningkatan kualitas jalan yang dinilai memiliki dampak langsung terhadap roda perekonomian masyarakat. Menurutnya, pembangunan infrastruktur yang memadai akan membantu kelancaran aktivitas perdagangan, pertanian, hingga distribusi hasil perkebunan.
“Pembangunan dengan DBHCHT ini bertujuan meningkatkan infrastruktur vital sehingga manfaatnya dapat dirasakan masyarakat. Kami berharap dapat memberi dampak positif terhadap perekonomian lokal,” ujar Abdul Kadir, Rabu 10 Desember 2025.
Salah satu proyek prioritas yang dikerjakan tahun ini adalah perbaikan Jalan Ruas PB Sudirman–Kandang (R.4195) sepanjang 412 meter di Kecamatan Situbondo. Proyek ini menggunakan konstruksi rigid beton yang dikenal lebih kuat dan tahan lama.
Ruas jalan tersebut menjadi salah satu jalur strategis karena menghubungkan kawasan industri, area pergudangan, dan sejumlah fasilitas organisasi di Situbondo. Dengan kondisi jalan yang lebih baik, mobilitas warga maupun aktivitas usaha dipastikan berjalan lebih lancar.
Selain itu, DPUPP juga melakukan peningkatan pada ruas jalan Demung–Widoro Payung (R.30) sepanjang 3.200 meter di Kecamatan Besuki menggunakan material hotmix. Jalan ini merupakan jalur utama yang sering dilalui kendaraan pengangkut hasil bumi dan menjadi akses vital menuju kawasan perdesaan.
Tidak hanya itu, dua ruas lain juga ikut dibenahi, yakni ruas Kenanga–Mawar (R.203) sepanjang 300 meter serta ruas Widoro Payung–Baderan (R.31) sepanjang 4.126 meter di Kecamatan Sumbermalang. Semua proyek ini menggunakan material hotmix untuk memastikan kualitas jalan lebih tahan terhadap beban kendaraan berat serta kondisi cuaca ekstrem.
Abdul Kadir menyebutkan bahwa wilayah sekitar pabrik rokok dan sentra tembakau menjadi salah satu fokus pemerintah daerah. Dengan infrastruktur yang lebih baik, proses distribusi bahan baku dan hasil panen diharapkan berjalan lebih efisien dan berdampak pada meningkatnya produktivitas industri lokal.
Jalan yang berkualitas, lanjutnya, tidak hanya mendukung efisiensi logistik, tetapi juga memicu pertumbuhan ekonomi di kawasan penghasil tembakau. Karena itu, pemanfaatan DBHCHT diarahkan agar manfaatnya dapat dirasakan baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan.
“Kami berharap pembangunan ini memperkuat konektivitas antarwilayah dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan,” tambahnya.
Kebijakan peningkatan infrastruktur jalan ini disambut hangat oleh warga Situbondo, terutama mereka yang tinggal di sekitar kawasan industri tembakau. Banyak warga mengaku selama ini akses jalan yang rusak sering menghambat mobilitas dan menyebabkan biaya angkut menjadi lebih tinggi.
Seorang pedagang hasil bumi di Kecamatan Besuki menuturkan bahwa perbaikan jalan Demung–Widoro Payung membawa perubahan besar dalam kelancaran pengiriman barang. Ia mengatakan bahwa kondisi jalan yang baru “lebih nyaman dan membuat perjalanan tidak terlalu memakan waktu.”
Sementara warga Sumbermalang mengapresiasi perbaikan jalan yang sudah bertahun-tahun mereka harapkan. Mereka menilai langkah DPUPP menggunakan DBHCHT untuk pembangunan infrastruktur merupakan bukti bahwa dana tersebut benar-benar kembali kepada masyarakat. Beberapa warga juga berharap agar pembangunan serupa dilakukan secara berkelanjutan, terutama di wilayah yang masih sulit dijangkau.
Secara umum, masyarakat menilai bahwa proyek ini bukan hanya memperbaiki akses, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, mempercepat mobilitas usaha kecil, serta memberikan kenyamanan dalam aktivitas sehari-hari.












