Sejarah

Empat Benda Keramat Peninggalan Kuno Adi Pati Mada Wulan dari Parona, Bondo Tamiyo, Hanga Koki, Rate Ngaroh

×

Empat Benda Keramat Peninggalan Kuno Adi Pati Mada Wulan dari Parona, Bondo Tamiyo, Hanga Koki, Rate Ngaroh

Sebarkan artikel ini


SBD, BULETIN.CO.ID – Senin 13 Maret 2023 Dalam Babat alas sejarah Kodi tidak terlepas dari kerajaan mojopahit di Pulau jawa dan setelah runtuhnya mojopahit dan munculnya kerajaan Mataram di pulau jawa oleh media ini telah menelusurih peninggalan leluhur jaman masa lampau yang perkirakan empat peninggalan ini diantaranya Tambur kulit manusia ,Gong kuno model buatan Jawa ,Tombak kuno yang ukuran 3 meter lebih ,Dan pedang Teko ini milik Adi Pati Mada Wulan putra Ratu Wukek Wandi cana putra Syekhonna Khusen (Honna Lafi) dan beliau (Mada Wulan) memeliki saudaranya yang bernama Adi Pati Mada Perkona,Adi Pati dan Adi Pati Rangga Mada ana dello,

Berdasarkan narasumber ahli sejarah ataupun saksi sejarah diantaranya Yohanes Pembaptis Malo Horo,Maha kendu,Dominikus Dengi Poka,Wora kallay,Rangga Mone Honna Panna DKknya diperkirakan empat benda keramat ini dibuat pada Tahun 1400-1500 masehi. untuk mengsingkron babat alas tanah Jawi bahwa dalam cerita Raden Paku (Ratu Poka) menurut Tome Pires, Dr.Agus Sunyoto, Prof. Agus munandar, Bahwa Raden Paku (poka) pernah melakukan Bisnis Kuda Sumba dan Sumbawa, Cendana serta rempah-rempah lainnya untuk dibawah ke Pulau jawa dan sumatera begitu cerita dari beberapa narasumber pustaka.

BACA JUGA :
Kades Wainyapu Angkat Bicara Terkait Tudingan Dugaan Salah Gunakan Dana Desa

Singkat cerita Raden Fatah nunggak anak dalam Bahasa kodi di disebut Fatah Khona.kedua Raden Paku (poka) dan Raden Fatah adalah murid Raden Rahmat (Ampeldentha). melanjut cerita bahwa bahwa Gajah Mada pernah mencapai puncaknya memegang amanah Sebagai sang maha pati pada zaman pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389) di wilayah nusantara yakni Jawa timur,Nusa tengara (NTT-NTB),sulawesi,Maluku, hingga Papua bahkan Gaja Mada mengucapkan sumpah Palapa yang isi ingin mempersatukan Nusantara dari perang saudara sehingga tidak ada lagi pertumbahan darah.

Merujuk pada muqodimah diatas bahwa Adi pati Mada wulan ini bukanlah Gajah Mada akan tetapi nunggak Tammo saja alasan adalah mengingat beberapa Narasumber sejarah kodi hanya memeliki 13,14,15 silsillah, begitu juga adi pati Mada wulan ini seorang yang memeliki ilmu lipat Bumi,Mada wulan ini putra dari Aria Jaka dillah II (Ratu Dello:Dilla) nama ini diambil dari Datuk yang bernama Jaka dillah I Raja pelembang sumatera alias Ario Damar karena beliau pernah menyerang Raja bali bersama dengan Mahapatih Gajah Mada.

BACA JUGA :
Diduga Palsukan Tanda Tangan Ketua BPD, Kades Kahale Terancam Akan Dipolisikan

mengambil benang Merah,Jaka Dillah II ini adalah putra dari wukek Wandi cana (Nunggak nama Ratu Kencana Wungu) merupakan putra dari Syekhonna Khusen alias Khonna saudara kandung Raden Fatah demak bintoro. Ratu Khonna merupakan sepupuh kandung dari Raden Ngudung, kedua sepupuh ini terlibat perang saudara antara Raden Khusen dan Ratu Ngudung sehingga Ratu Ngudung terbunuh ditangan Raden Khusen alias Honna merasa menyesal maka beliau mengundurkan diri dari Adi Pati karena membunuh Sepupuhnya sendiri (bhs kodi Anguleba).

Dibalik mangkat dari itu Adi pati Jafar Sodiq (Sunan kudus) memimpin kesultanan Demak beliau jiga tidak Dendam pada pamannya karena terbunuhnya ayahanda beliau dari situlah setelah Raden Jafar Sodiq wafat maka di Gantikan oleh anak-anaknya salah putranya Penembahan Kodi Alias Raden Ndara wunda dengan nama Asli Abdullah Ngudung lahir 1510 Masehi dan wafat Tahun 1645 masehi (kalau di kodi bangedo parona Mahumbba: mahabba : Mahemba karena ada peristiwa maka bernama Waindimu)Singkatnya Raden Ndara wunda dan Jaka Dillah II ( kalau di kodi bangedo Ratu Dello:Dilla di parona Rate Ngaroh) Saudara tiga pupuan

BACA JUGA :
Pembagian BLT Keluarga Ekstrem Miskin dan Honorer Kader Desa Wainyapu

kesimpulannya dari empat benda keramat ini merupakan benda peninggalan pertama kali diantaranya tambur yang kulitnya terbuat kulit manusia tutur beberapa narasumber serta Gong yang di pinggir Gong ini bertulisan Arab,kesan dan pesan dari beberapa narasumber agar empat benda keramat ini diperhatikan oleh pemdes dan Pemda bidang parawisata agar diperhatikan benda-benda peninggalan leluhur tersebut sebagai agen wisata bagi penelitih-penelitih sejarah masa lampau dan merupakan sumber pengelolahan parona adat jika tertata dengan bagus adapun benda-benda keramat ini tersimpan Di parona Bonda Tamianyo dan Hanga koki yang jarak antara kampung adat Rate ngaroh hanya 3 Km desa Maliti Bondo Ate kecamatan Kodi Bangedo (Gus Mone Al Mughni)

**) IIkuti berita terbaru BULETIN.CO.ID di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.