Pamekasan, BULETIN.CO.ID – Kuli Proyek Nasional pasar Kolpajung, Pamekasan, Madura, Jawa Timur mengaku belum menerima bayaran kerja selama 35 hari lantaran mandornya diduga menghilang tanpa meninggalkan jejak.
Hal itu diungkaplan oleh Suwarno warga asal Salatiga, Jawa Tengah. Dirinya kini hidup di Kabupaten Pamekasan dengan nestapa.
Kepada sejumlah wartawan, pihaknya mengaku ingin pulang ke daerahnya namun tidak bisa, bahkan untuk makan pun terkadang tidak ada hingga memilih untuk berpuasa lantaran tidak memiliki uang sama sekali.
“Saya minta pertolongan semoga bisa pulang ke jawa, saya tidak dibayar karena mandornya sudah melarikan diri. Jadi disini saya bingung mas,” ujar Suwarno. Senin (12/09/2023).
Dalam sehari, Suwarno dibayar 110 ribu per hari, namun sudah satu bulan lebih pihaknya belum menerima haknya sama sekali hingga saat ini.
Dia bersama rekannya yang belum dibayar berjumlah sembilan orang. Empat orang dari jawa dan 5 orang dari Pamekasan.
“Mandornya namanya Heri Dairin orang Purwokerto pak, saya sudah melapor ke pak Arif, tapi dia sudah lepas, uangnya sudah dibawa lari oleh mandor katanya(red),” imbuhnya dengan suara lirih.
Suwarno juga mengungkapkan saat ini dirinya pun masih punya kasbon kepada warung makan sebesar 400 ribu serta hutang 250 ribu.
“Tadi pagi minta bantuan ke polisi mas. Sabtu Minggu kemarin dikasi jatah dari kantor sehari 2x mas, tapi sekarang sudah tidak ada mas,” ujarnya.
Senada dengan itu, Mohammad Hosni mengakui dirinya pernah bekerja sebagai tukang cat pagar. Dimana dirinya bekerja sebelum Hari Raya Idul Adha, namun sampai saat ini tidak dibayar.
“Saya sebelum bekerja aktif setiap pagi mengabsen di pos, dan memakai rompi sesuai aturan, saya bekerja selama tiga hari sejak sebelum Hari Raya Idul Adha sampai saat ini tidak di bayar dan janjinya 130 ribu tiap hari,” katanya.
Disisi lain, wartawan saat itu hendak ingin konfirmasi ke pihak penanggung jawab proyek, namun tidak diijinkan oleh security.
“Tidak bisa memberikan keterangan, makanya kalau tidak ada keterangan tidak bisa menulis, mohon maaf tidak bisa,” ungkap Satpam yang enggan disebutkan namanya.(WN)