Bondowoso, BULETIN.CO.ID – Beredar rekaman video warga grebeg sejumlah perangkat desa diduga selewengkan Bantuan Pangan (Bapang), video berdurasi 1 menit 30 detik itu diambil oleh beberapa warga yang mendapati perangkat desa sedang mengangkut beras bantuan ke sebuah motor.
Video yang tersebar di sejumlah group whatsapp itu diketahui berlokasi di Desa Salak, Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso.
Dalam rekaman video tersebut, tampak seorang warga merekam dugaan penyalahgunaan bantuan pangan tahap II yang diselewengkan oleh perangkat desa dan sempat dituduh maling karena mengangkut beras Bapang malam hari.
Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Desa Salak, Maqbul Budiyono, membantah adanya penyelewengan bantuan pangan seperti yang dijelaskan dalam video tersebut.
Alih-alih menyelewengkan, Maqbul sendiri mewanti-wanti kepada seluruh perangkat desa agar tidak main-main dalam penyaluran bantuan yang diperuntukkan untuk warga miskin itu.
“Pernyataan di video itu tidak benar adanya, setelah kami (Desa-red) telusuri, sejumlah perangkat desa itu ingin menyalurkan bapang ke rumah-rumah warga yang menerima, ” katanya saat dikonfirmasi Bharata, Minggu (2/6/2024).
Dirinya menjelaskan, bantuan tersebut merupakan bantuan yang diperuntukkan untuk warga miskin di Desa yang ia pimpin. Terlebih, Maqbul membeberkan data-data yang para penerima Bapang tersebut.
Diakuinya, penyaluran yang dilakukan oleh perangkat desa memang dilakukan pada saat malam hari, hal tersebut bukan tidak mempunyai alasan, dalih yang dikatakannya adalah persoalan jarak tempuh dari rumah warga sangat ekstrem, kemudian, dari total jumlah penerima tersebut ada puluhan penerima yang belum jelas keberadaannya. Semisal, dalam data penerima, tertera nama si A, kemudian setelah di kroscek si A tersebut tidak ada titik terangnya.
“Jadi kita sesuai kesepakatan dan secara tertulis mengganti kepada warga yang tidak pernah menerima bantuan, ” ujarnya.
Ditempat terpisah, Camat Curahdami, R Saudia Yordan mengatakan, kejadian tersebut merupakan kesalahpahaman antara warga dan perangkat desa.
Dalam video tersebut, terlihat beberapa perangkat desa hendak mengantarkan Bapang kepada penerima pengganti, akan tetapi warga dengan gegabah mendokumentasikan kejadian tersebut.
“Terjadi kesalahpahaman warga, beras Bapang yang mau diantarkan ke warga penerima pengganti diviralkan sepihak, ” paparnya.
Dirinya menjelaskan, pada saat penyaluran Bapang, terdapat beberapa penerima yang memiliki nama ganda, dan beberapa keterangan lainnya.
“Kemarin terdapat 39 nama penerima yang namanya ganda, tidak ditemukan alamatnya, dan sudah meninggal, By name By Addresnya penerima dan pengganti sudah ada di berita acara yang dibuat PT. Yasa selaku penyalur, ” pungkasnya.
Informasi terkini, Sejumlah 39 sak beras SPHP bantuan pangan kini dititipkan di Polsek setempat, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk antisipasi adanya konflik susulan.(Nang)